DUA kali dalam tahun 2023 ini Akademi Bangku Panjang Mingguraya (ABPM) Banjarbaru lolos seleksi terbuka dengan mengikuti “open call” pengajuan proposal ke Kemendikbudristek.

Pertama, ABPM mendapat Bantuan Pemerintah dari Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra (Pusbanglin), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek lewat program Bahasa Panggung Mingguraya selama lima bulan (Juli-November 2023).

Kedua, Program Layanan Produksi Kegiatan Kebudayaan Kategori Dokumentasi Karya Pengetahuan Maestro (DKPM). ABPM mengajukan pendokumentasian Misbach Tamrin dengan judul; MISBACH TAMRIN; EKSPLANASI JEJAK DAN KONFORMITAS RUPA. Program kegiatan lewat Dana Indonesiana dan LPDP ini akan dilaksanakan oleh ABPM selama 10 bulan terhitung mulai Januari 2024.

“Info dari pihak Indonesiana, akhir Desember 2023 kontrak kegiatan baru ditandatangani kedua belah pihak. So… awal tahun 2024 baru bakal jalan program kami,” papar Kin Muhammad, PIC Program DKPM Misbach Tamrin kepada redaksi, Minggu (10/12/2023) malam.

Kin Muhammad – Misbach Tamrin – Adhansatya Praja di ruang kerja Misbach Tamrin

3 garapan abpm untuk membumikan misbach tamrin, yaitu; katalog besar, buku biografi, dan film dokumenter

Kin Muhammad yang juga founder LongChair. band menjelaskan output kegiatan DKPM Misbach Tamrin ini ada 3 garapan, yaitu; Film Dokumenter, Katalog Besar berbasis digital yang merekam jejak karya Misbach Tamrin, dan Buku Biografi Misbach Tamrin Sang Maestro. Untuk Katalog Besar dan Buku Biografi, Tim DKPM Misbach Tamrin meminang Yaksa Agus Widodo (Yogyakarta) dan Hajriansyah (Banjarmasin).

“Pada project besar ini, kami pihak ABPM menggandeng banyak pihak untuk bekerja sama terlebih lokus giat riset (pra produksi) dan produksi ada di sejumlah tempat tidak hanya di Kalimantan. Bahkan tim kami akan bolak-balik Jakarta dan Yogyakarta” tambah Kin yang sebelumya pernah menyutradarai film Night Poem (Suatu Malam, Ketika Puisi Tak Mampu Ia Tulis Lagi).

Pemilihan Misbach Tamrin sebagai subjek garapan yang dinyatakan lolos kurasi oleh pihak Indonesiana tak lepas dari lanskap penelusuran dokumentasi dan pengarsipan hari ini, rata-rata seniman di luar pulau Jawa khususnya Kalimantan tidak diketahui secara luas karena keterbatasan akses dan cakupan.

Diskusi DKPM Misbach Tamrin bersama Adhansatya Praja dan HE. Benyamine (Direktur ABPM)

“Misbach Tamrin, seniman Indonesia yang memiliki kontribusi luar biasa sepanjang 7 dekade dalam dunia seni rupa, termasuk aktif dalam pergolakan dinamika zaman.” lanjut Kin.

Misbach Tamrin lahir pada 25 Agustus 1941 di Amuntai, Kalimantan Selatan. Tahun 1959 masuk ke Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta dan selesai tahun 1964.

Pada tahun 1961 bersama mahasiswa lainnya, seperti; Amrus Natalsya, Kuslan Budiman, Adrianus Gumelar, Isa Hasand, dan lain-lain Misbach Tamrin mendirikan bengkel seni “Bumi Tarung” di Yogyakarta.

Selain melukis, Misbach Tamrin juga menciptakan patung dan relief untuk monumen. Sejak tahun 1958, dia mulai berpartisipasi dalam pameran di dalam negeri dan luar negeri. Pada tahun 1962, dengan pameran mengapung di atas kapal Tampomas Misbach Tamrin juga telah mengunjungi banyak negara di wilayah Asia-Pasifik.

“So, ide mengangkat Misbach Tamrin tersebab konsistensi kekaryaannya, etos kerja, persisten, dan dedikasinya yang tinggi. Harapannya setelah program ini jalan, beliau dinobatkan secara resmi sebagai Maestro Rupa dari Kalimantan Selatan.” tandas Kin.@

Suasana Rapat Tim Inti DKPM Misbach Tamrin di kawasan Mingguraya Banjarbaru

 

*Ilustrasi cover berita adalah Lukisan Wajah Misbach Tamrin karya Daniel (Dan Suk Lie)