MENGGUNAKAN topi rimba berwarna hitam, Karno (63) nampak bersemangat saat memboyong piala penghargaan atas dedikasinya dalam pengabdian sebagai Pengangkut Sampah Teladan (PST) oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Seusai acara, keriput tangan disela kuku berwarna gelap memegang sertifikat yang tertanda resmi oleh Walikota Banjarbaru, H.M Aditya Mufti Ariffin dalam bingkai penghargaan dengan sejumlah uang tunai yang diterimanya sebagai tanpa tanda jasa; Pahlawan Kebersihan.

Pria kelahiran asal Pati, Jawa Tengah itu menempati kawasan Banjarbaru sejak 1998. Sebagai warga, dia telah lama hidup menjalani rutinitasnya dengan beragam pengalaman karir di kota berjuluk idaman tersebut.

“Sampai akhirnya saya memilih sebagai petugas kebersihan. Pengabdian sudah 10 tahun dan bersyukur, Alhamdullah diberi penghargaan oleh Walikota Banjarbaru kepada kami,” ungkap Karno, penuh haru kepada Asyikasyik, pada Kamis (2/3/2023) sore.

Diusia senja, Karno terlatih mendorong gerobak besi yang dilakukannya setiap hari. Dalam memangku beban sebagai petugas kebersihan, dia kerap menemukan sampah berserakan sehingga dilakukannya sendiri pembersihan dengan sapu di tempat umum tersebut.

Karno pun hafal sekali kondisi yang sering dikotori sampah plastik dan organik. Dari tahun ke tahun, dia memahami dan mengenali kawasan yang akrab membuang sampah sembarangan tanpa mempedulikan TPS di sekitarnya.

“Dahulu masih hutan dan belum banyak permukiman di kota ini. Tentu, memang sangat berbeda sekali terkait kebersihan tempo dulu dengan sekarang. Jika mengingat masa dulu, kebersihan tidak dirasakan seperti sekarang dan lebih terkelola karena sudah banyak masyarakatnya untuk menjaga,” ucap Karno, tersenyum simpul.

Jika mengingat masa lampau, Karno melihat peristiwa dari sisi kota yang berantakan dalam hal kebersihan, dan nampak terlihat kotor, sampah berserakan, hingga minimnya Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sebagai faktor utama. Sebab itulah, dia mendaftarkan diri sebagai petugas kebersihan dalam mengangkut sampah dari rumah ke rumah sejak tahun 2012.

“Sangat jauh perbandingan dulu dengan sekarang. Kalau dahulu itu jorong dan banyak sampah berserakan, ketimbangkan sekarang lebih maju dalam mengelolanya,” jelas dia.

Sejauh ini, Karno merasa cukup saja dengan fasilitas yang diberi oleh Pemko Banjarbaru ihwal TPA, TPS-3R, PDU dan pengakutnya. Hanya saja, dia mengaku cukup jauh pembuangan sampah terpadu dengan kawasan yang dikelolanya selama ini. Memerlukan 10 menit untuk menempuh waktu dari kawasan Amaco ke TPA Teratai Putih, Jalan Karang Anyar I, Loktabat Utara.

“Saya kan bekerjanya di kawasan komplek Amaco. Menuju dari TPS ke TPA cukup lumayan jauh,” ungkap dia.

Selain pengelolaan sampah, Karno menyinggung pembuang sampah sembarangan harus mulai meninggalkan kebiasaan lamanya. Karena, menurutnya dengan tertib dan teratur di wilayah permukiman maka akan terjaga lingkungan yang baik.

Adapun sosok petugas berwarna oranye, Siti Fatimah (45) bercerita bahwa dirinya sudah 20 tahun lebih mengabdi sebagai petugas kebersihan di jalanan. Dengan kondisi yang renta, dia harus bertahan dalam menjalankan tugasnya untuk menafkahi keluarga kecilnya.

Fatimah mengaku dengan serba kecukupan bahwa dirinya harus bekerja demi membiayai anak-anaknya. Setiap jelang pagi, dia mengenakan seragam lengkap untuk melakukan rutinitasnya sebagai petugas kebersihan jalan dengan sesapu yang difasilitasi oleh Pemko Banjarbaru.

“Kadang, saya masih ada menemukan sampah yang dibuang sembarangan. Jadi jengkel aja melihat itu,” ujarnya.

Fatimah pun menyampaikan pesan agar masyarakat harus menjaga lingkungannya untuk tidak tercemar oleh sampah yang sulit ditanggulangi. Dia kerap mengumpulkan sampah-sampah plastik bahkan limbah buah yang tidak mengenakan untuk dicium baunya.

Atas jerih parahnya, Fatimah bersama rekan petugas kebersihan lainnya mengharapkan agar Pemko Banjarbaru dapat memperhatikan gaji yang diterimanya selama ini. Apalagi, dia menyadari harga sembako semakin naik sehingga dirasa tidak cukup untuk sehari-harinya bekerja dan menghidupi keluarga.

“Dan selama ini, sebenarnya kami (petugas kebersihan) ingin dinaikkan lagi gajinya,” pungkas Fatimah.@