Tahun 2020 ini, meski di tengah pandemi Corona, Banjarbaru’s Literrary Festival yang dikemas dalam Festival Musim Hujan atau Rainy Day akan tetap dilaksanakan Ini merupakan tahun ke-4 festival sastra yang diselenggarakan oleh Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Banjarbaru.
Sejumlah agenda sudah mulai diluncurkan sejak beberapa waktu lalu. Seperti pengumpulan “Antologi Puisi” para penulis/ penyair seluruh Indonesia, juga pemilihan karya atau buku “Promising Writers” dari para penulis di tanah air.
Untuk Antologi Puisi, para penyair mengirimkan satu karyanya yang kemudian akan dilakukan seleksi atau kurasi. Untuk batas pengiriman puisi ini, waktunya sudah semakin dekat, yakni berakhir pada 10 September 2020. Begitu pula dengan Promising Writers yang akan berahir pada tanggal yang sama.
“Sudah banyak karya yang masuk dan dikirimkan. Baik untuk Antologi Puisi maupun buku untuk Promising Writers. Kami masih menunggu sampai batas akhir pengiriman,” ujar Siti Noorbaya, panitia untuk acara Rainy Day dari Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Banjarbaru. Senin (7/9/2020).
Para penyair yang karyanya termuat dalam Antologi Puisi nantinya akan mendapatkan satu eksemplar buku, yang akan dikirimkan panitia dengan biaya pengiriman ditanggung oleh panitia Rainy Day. “Sejauh ini sudah lebih dari 90 penyair telah mengirimkan karyanya,” terang Siti Noorbaya.
Sementara untuk Promising Writers, peserta mengirimkan tiga eksemplar buku kepada panitia. Nantinya akan dilakukan kurasi untuk pemilihan “Tiga Karya Terpilih”, yang masing-masing akan mendapatkan hadiah Rp5.000.000,- (lima juta rupiah).
Selain Antologi Puisi dan Promising Writers, juga ada beberapa kegiatan lainnya seperti Lomba Video Baca Puisi, Webinar Sastra dengan mengundang sejumlah narasumber, serta Bedah Buku Virtual karya penulis Banjarbaru atau Kalsel.
“Saat ini panitia sedang menyiapkan tata laksana Lomba Baca Puisi, juga termasuk Webinar Sastra, dan Bedah Buku Virtual. Jadi tunggu saja nanti pengumumannya,” ujar Siti Noorbaya.
Selain di asyikasyik.com, sejumlah kegiatan Banjarbaru’s Literary Festival yang pelaksanaan pembukaan dan kegiatannya dilaksanakan pada 27-29 November ini, juga dapat diikuti di FB Banjarbaru Litfest.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana para peserta dari seluruh Indonesia dapat berhadir langsung ke Banjarbaru untuk mengikuti rangkaian kegiatan, pada tahun masa pandemi ini kegiatan dilaksanakan secara terbatas. Pada acara pembukaan, hanya akan dihadiri sejumlah penyair atau sastrawan Kalimantan Selatan, dan dengan tetap menerapkan protokoler kesehatan Covid-19. Selebihnya, kegiatan akan dilaksanakan secara online, seperti webinar yang telah dirancang oleh panitia.
Kegiatan Festival Musim Hujan (Rainy Day) ini merupakan festival sastra yang sejak pertama dilaksanakan, tahun 2017, telah mengundang dan dihadiri para penyair dan sastrawan tidak saja dari dalam negeri tapi juga dari Malaysia dan Korea.
“Festival ini termasuk yang terbesar di Kalsel dan Kalimantan, yang juga banyak mendapat perhatian para pegiat sastra di tanah air. Harapannya, kegiatan ini tetap terus berlangsung. Dan kita bersyukur, meski di tengah pandemi, tahun ini festival tetap dapat dilaksanakan,” ucap Hudan Nur, penyair Kota Banjarbaru.
Hudan juga sangat mengapresiasi Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Banjarbaru yang tetap bisa melangsungkan festival sastra ini. “Kita patut acungi jempol untuk itu. Semoga kegiatan tahun ini, meski di masa pandemi, bisa terlaksana dengan baik setelah juga melaukan evaluasi dan memperhatikan masukan dari para pegiat sastra di tanah air,” harapnya.
Festival sastra ini memang menjadi kebanggaan Walikota Nadjmi Adhani, yang beberapa waktu lalu telah berpulang. Dalam banyak kesempatan Nadjmi berpesan agar kegiatan ini tetap terus dilaksanakan setiap tahunnya. Sebab menurutnya, kegiatan ini salah satu cara yang baik dan efektif untuk mengenalkan Kota Banjarbaru ke dunia luar. Lebih dari itu, juga menunjukkan bahwa Banjarbaru adalah kota yang berbudaya dan akan terus maju dengan kegiatan sastranya.@.