DI KOTABARU, gerobak untuk mengangkut air atau barang, disebut dengan belta. Kalau musim kemarau, belta diisi dengan derijen, jumlah satu belta muat untuk 12 derijen isi 25 liter. Satu drum air, sekitar 9 atau 10 derijen. Sehingga, satu belta lebih dari satu drum air.

Belta, terbuat dari kayu keras yang tidak mudah lapuk. Ada juga yang terbuat dari kayu ulin. Bahkan tidak sedikit terbuat dari besi. Di tengahnya, ditopang dua buah roda atau ban, seukuran ban sepeda atau lebih kecil, berfungsi menggerakkan belta.

Dulu, tahun 70-80 an, hampir setiap rumah memiliki belta. Fungsinya sebagai sarana mengangkut air, berjaga-jaga bila musim kemarau tiba. Air ledeng tidak mengalir, sebab di sumber penampungan PDAM sendiri tidak tersedia air. Pada saat itulah belta sangat berguna mempermudah mengangkut air.

Sumur-sumur tua yang ada di halaman rumah penduduk di kampung Baharu, dibuka dan dikuras hingga bersih, dan airnya bisa dimanfaatkan sebagai alternatif. Pada saat itu, belta hilir mudir mengangkut air, melintasi jalan, gang, lorong, hingga perkampungan nelayan di desa rampa. Saat menaiki jembatan, orang-orang membantu mendorongnya, agar penarik becak tidak terjungkal oleh beratnya muatan belta.

Bila musim kemarau yang melelahkan tersebut berlalu, belta dimanfaatkan oleh para buruh di pasar mengangkut barang. Banyak buruh menawarkan jasanya mengangkut barang untuk diantar ke rumah menggunakan belta. Kalau kebetulan membeli barang-barang besar, seperti kasur, lemari, mesin, dan barang lainnya yang tidak mungkin ditenteng, maka buruh penarik belta dapat membantu mengantarkannya.

Pun di pelabuhan. Para buruh yang mengangkut barang dari kapal ke gudang atau ke toko, menggunakan belta. Hanya dengan belta barang-barang dengan mudah diangkut dan dipindahkan. Puluhan, bahkan ratusan buruh pelabuhan bekerja menggunakan belta. Satu buah belta, dapat digunakan oleh dua orang buruh. Satu orang di depan berfungsi menarik, dan satunya lagi di bagian belakang untuk mendorong.

Dulu belum banyak mobil, apalagi mobil pengangkut barang. Orang Kotabaru hanya mengunakan belta sebagai sarana mengangkut berbagai hal. Termasuk untuk pindah rumah, pawai tanglong, menjajakan buah-buahan, arang, kayu, dan lain sebagainya. Belta, menjadi multi fungsi mempermudah pekerjaan.

Facebook Comments