Setelah angkatan pertama usai mengikuti pelatihan sebanyak 24 kali pertemuan, Borneo Braid – LK3 Banjarmasin kembali memulai kelas menjahit anggkatan kedua. Sebanyak 10 perempuan potensial yang ingin meningkatkan keterampilannya mengikuti kelas menjahit ini. Sama seperti angkatan pertama, 24 kali pertemuan akan dijalani sampai mereka bernar-benar terampil.
Seluruh peserta kelas menjahit berkumpul setiap Selasa dan Kamis, pukul 08.00 hingga pukul 11.00 Wita, di Rumah Alam, Sungai Andai, Banjarmasin. Bila mereka tidak memiliki mesin jahit sendiri, Borneo Braid sudah menyediakan beberapa mesin jahit sebagai peralatan praktik mereka.
“Walau demikian, mereka dianjurkan memiliki mesin jahit sendiri, sehingga bisa melatih ulang di rumah tentang teknik yang sudah diajarkan,” ujar Rakhmalina Bakhriati, Koordinator Borneo Braid.
Sama seperti kelas sebelumnya, mereka belajar mulai dari membuat pola, mengenal mesin jahit, hingga praktik menjahit baju sendiri. Rakhmalina Bakhriati ditemani Naufal Lisna Reisya, menjadi pengajar dari kelas menjahit ini. Mereka mengajarkan berbagai teknik menjahit, mulai dari teknik dasar hingga menjahit rapi, sekalipun yang mengikutinya belum pernah menggunakan mesin jahit.
Kelas menjahit ini adalah kelas pemberdayaan yang dilakukan Borneo Braid – LK3 Banjarmasin, satu program pemberdayaan perempuan yang didukung M21 – Basel Mission.
“Sasarannya perempuan potensial, agar memiliki tambahan keterampilan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga,” kata Rakhmalina.
Ia bersyukur bisa kembali membuka angkatan kedua, dan ternyata masih banyak yang ingin belajar menjahit. Apalagi di tengah krisis ekonomi seperti sekarang ini, harus banyak memiliki keterampilan agar ada alternatif dalam meningkatkan pendapatan keluarga.
“Sejauh manusia masih mengenakan baju, berbusana, maka profesi menjahit masih diperlukan,” ucap Rakhmalina penuh optimis terhadap kelas menjahit yang ia kelola.
Peserta yang ikut mendaftar dalam kelas menjahit ini bukan saja warga di lingkungan Sungai Andai, tapi juga dari Sungai Mia, Muara Bangkal – Kelayan, Terantang, hingga dari Landasan Ulin.
“Seluruh peserta yang sudah mengikuti kelas menjahit dilibatkan juga dalam berbagai aktivitas pemberdayaan Borneo Braid, sampai mereka mandiri,” tandas Rakhmalina.@