LEMBAGA Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin menggelar Dialog Teologi di Rumah Alam Banjarmasin, Jl Sungai Andai, Banjarmasin Utara, Kalimantan Selatan, Sabtu (30/7/2022), dengan menghadirkan tokoh lintas agama sebagai pematik diskusi; Bhante Shaddaviro Mahatera, Pastor Yohanes Tjuandi, Drs. M. Ilham Masykuri Hamdie, serta moderator DR. Darius Dubut.

Dialog ini mencoba melihat serta memahami perspektif bagaimana masing-masing agama “Memaknai Qurban, Persembahan, dan Hijrah” yang menjadi tajuk.  Tema ini menjadi sangat relevan mengingat umat muslim baru saja beberapa waktu lalu merayakan Hari Raya Qurban serta masuknya Tahun Baru Islam 1444 Hijriah.

Direktur LK3 Banjarmasin Abdani Solihin menyampaikan, sudah lama tidak berdiskusi tentang keberagamaan, sehingga menurutnya perlu lagi dipantik.  “Semoga mendapatkan manfaat dari dialog-dialog teologi, dan momentum ini sekaligus merayakan tahun baru Islam,” ucapnya sebagai pengantar diskusi.

M Ilham Masykuri Hamdie selaku narasumber mengaku tema yang diangkat sangat menarik dalam pembahasan. Bahwa setiap orang beragama memiliki caranya tersendiri memaknai tentang kurban. Dia menerjemahkan ayat-ayat Tuhan dalam halnya berqurban, seperti Nabi Ibrahim menyembelih Ismail, anaknya sendiri.

“Menurut saya, manusia memang tidak layak untuk menjadi persembahan dalam qurban. Sebab itulah Ismail diganti dengan hewan yang disembelih,” ujarnya.

Ilham juga menekankan perlunya memiliki pemahaman yang luas, agar seseorang memiliki pondasi yang kuat dalam beragama. Menurutnya, orang yang keluar dari aspek sejarah dan budaya, maka akan sulit memahami kehidupan beragama. “Serta sulit mencari titik kesamaan tiap agama-agama,” katanya.

Pemuka Buddha, Bhante Shaddaviro Mahatera mengajak untuk mempelajari hijrah pada esensi sebenarnya. Dalam pemahamannya, ada konsekuensi yang dijalani seseorang sebagai manusia, bahwa buah hidupnya sesuai dengan perlakuannya sendiri.