BANJARMASIN Art Week (BAW) menggelar bincang seni rupa dan baca puisi di ruang space Banjarmasin Creativ Hub (BCH), Jalan Ahmad Yani Kilometer 3, Kota Banjarmasin, pada Rabu (15/11/2023).

Dalam bincang seni rupa menghadirkan Hajriansyah, Ketua Dewan Kesenian Banjarmasin dan Rokhyat, pelukis asal Banjarmasin, yang dimoderatori oleh Badri Hurmansyah, seorang Kurator Seni Rupa BAW tersebut.

Ketua Dewan Kesenian Banjarmasin, Hajriansyah memantik diskusi seni rupa di Banjarmasin Creativ Hub (BCH).

Sesi awal, Badri memantik diskusi dengan memberikan pandangan bahwa bagaimana perkembangan seni rupa di Kota Banjarmasin ini dan mengikuti zamannya? Hidup yang serba cepat di era sekarang.

“Sekarang, perkembangan seni rupa meningkat di Kalimantan Selatan, khususnya di Banjarmasin. Bahkan, memasuki di beberapa daerah. Kemudian, kini kita menyoroti soal perubahan iklim saat ini,” jelas Badri.

Badri menegaskan, pameran seni rupa tak sekadar tampilan saja dan berhenti di karya itu, karena kedua pemantik pada malam itu bakal membahas lebih dalam lagi diskursus ini.

Hajriansyah mengatakan, perkembangan seni rupa di Kalimantan Selatan semakin mencair. Bahkan, karya seni rupa kini bersandingan dengan karya seni lainnya. Namun, dia menegaskan bidang ini juga tetap berdiri sendirinya.

Kemudian, Hajriansyah menyebut ada 2 jenis seni rupa, yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan. Berdasarkan fungsinya, karya seni rupa murni adalah karya seni yang mengutamakan keindahan sebuah karya. Sementara, karya seni terapan adalah karya seni yang memiliki kegunaan praktis.

“Adapun, selama 30 tahun terakhir. Untuk keluar dari batasan-batasan itu dalam praktiknya, semakin berkembang lagi,” kata Hajri, Founder Kampung Buku Banjarmasin itu.

Perkembangan gagasan seni rupa, Hajriansyah memandangnya kini mengalami kebaruan-kebaruan yang dilakukan oleh perupa, dengan eksplorasinya. Kalau, menurutnya kita bicara wacara global.

Tetapi, Hajriansyah melihat seni rupa Kalimantan Selatan atau disempitkan lagi di Banjarmasin. Di kalangan perupanya, dia menilai sudah memasuki tahapan itu walau sebagian perupa muda tengah berproses ke teknik-teknik dasarnya.

“Basis pengetahuan yang akademis, saya perlu itu. Kalau kita hanya terpaku pada lingkaran yang begitu saja, tidak menyentuh hal yang sangat penting dilakukan oleh pelaku luar. Jangan sampai ketinggalan,” ungkap Hajri, berpesan.

Facebook Comments