Serupa, Rokhyat memandangnya sebuah proses itu penting dalam membuat karya seni rupa. Apalagi, dia mampu mengeksplorasi lebih jauh dari apa yang dibuatnya. Tidak semata karya begitu saja, tetap ada gagasan di dalamnya.
“Semisal mengangkat tema Kuramau Landang ini. Perupa tidak hanya menangkap suasana-suasana itu saja, tetapi ada gagasan lebih di dalam karya itu,” jelas Rokhyat, alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta di 1993.
Di dalam proses, Rokhyat menyebut ada ide-ide baru yang bakal muncul, bahkan tidak berhenti. Dia memandang, ada banyak kerahasiaan di dalam proses kreatif oleh seorang pelukis.
“Kita bikin aja terus karya, sampai menemukan bentuk. Dan bentuk itu mengalami banyak tahapan-tahapan,” kata Rokhyat.
Rokhyat meyakini, setiap karya memiliki keistimewaannya tersendiri bahkan tidak ada bisa menyerupai karya tersebut. Sehingga, dia menilai setiap karya maka originalnya tidak bakal disamakan oleh orang lain.
“Jadi, bikin saja karya itu. Suatu saat akan besar di tangan orang yang melihatnya,” tandasnya.
Diakhir, pembacaan puisi oleh Arief Rahman Heriansyah, Ahmad Yamani, Aminuddin dan sebagainya. Menariknya, penyair Ibrahim melakukan teatrikal puisi dengan menumpahkan kopi diwajahnya. @