ARUH Sastra Kalimantan Selatan (ASKS) Ke-XX di Banjarmasin memang telah berakhir di ujung Oktober 2023 lalu. Tetapi, hingga hari ini ternyata masih menyisakan persoalan. Yakni belum ditunaikannya pembayaran honor para juri, narasumber, dan juara lomba-lomba
Sempat beberapa kali ada kabar pembayaran honor, terakhir tanggal 11 Desember, namun nyatanya belum juga diselesaikan.
Karena tidak ada kejelasan dan gelapnya soal honor ASKS ini, sampai akhirnya dibawa ke ranah publik. Adalah Fahmi Wahid, penyair yang menjadi salah satu narasumber ASKS, membuat catatan di facebook-nya satu pekan lalu. Berikut dikutipkan potongan status yang di-posting
Arus yang kian bergejolak karena banyak riak-riak dari hulu hilir yang meminta kejelasan sampai saat ini pun jawaban itu masih keruh walaupun sudah ada jawaban dari Panitia, EO dan Disbudpar….
Terlebih menjadi kekhawatiran ialah begitu getir gelombang kegelisahan mengingat hak yang sepatutnya sudah harus diberikan kepada pemiliknya sampai saat ini belum terealisasikan bahkan hampir berjarak 2 bulan lebih bila ditinjau dari masa kerja penjurian lomba sampai pelaksanaan dan hari ini.
Kemudian ada lagi kabar pencairan sebelum tanggal 25 Desember, namun lagi-lagi mereka yang bakal menerima menelan pil pahit.
Ketua Dewan Kesenian Banjarmasin Hajriansyah yang merupakan Ketua Pelaksana ASKS XX Banjarmasin mengaku bahwa pihaknya sudah menyampaikan dan berkonsultasi dengan semua pihak yang memiliki otoritas, yaitu Bidang Kebudayaan Disbudporapar Banjarmasin hingga Sekda dan Walikota.

“Secara umum, kami mendapat penjelasan bahwa berkas pencairan sudah masuk ke badan keuangan, dan infonya sedang dalam proses pencairan,” ujar Hajri kepada asyikasyik, Senin (25/12/2023).
Hajri mewakili panitia ASKS XX Banjarmasin sangat memohon maaf atas keterlambatan pembayaran tersebut. Karena, dia merasa hal ini perlu disampaikan ke publik bahwasanya sudah berupaya maksimal dari internal panitia.
“Panitia memohon maaf atas keterlambatan yang cukup meresahkan ini, dan akan terus mengawal hingga selesai pembayaran semua honor,” janji Hajri.
Ia berharap pihak yang belum dibayarkan haknya dapat menunggu. Panitia ASKS Banjarmasin terus mengawal proses pencairan itu, dan berbagai upaya dengan terus menanyakannya.
“Kami juga berterima kasih kepada kawan-kawan yang sudah mau bersabar dan memaklumi keadaan ini,” tutur owner Kampung Buku itu.

Muhammad Daffa, pemenang juara 3 Manuskrip Puisi berjudul “Catatan Dari Pekarangan Acak”, turut mempertanyakan kenapa pembayaran hadiah lomba tak kunjung ditunaikan penyelenggara ASKS XX yang dana pelaksanaannya sangat besar, mencapai Rp 1 miliar lebih.
“Semestinya anggaran tersebut disisihkan sebagian besarnya untuk para pemenang, narsum, dan juri ASKS lebih awal di muka, sehingga kada (tidak) nunggak di akhir kayak ini. Jadinya kelimpungan sendiri kan?” katanya.
Sebagai pemenang, Daffa mewakili rekan juara lainnya meminta pihak dinas terkait agar melakukan klarifikasi kepada publik.
“Aku mewakili teman-teman yang juara hanya bisa berharap, semoga dinas bisa secepatnya menyelesaikan persoalan ini. Minimal bikinlah klarifikasi, apa kek gitu, biar ada titik terangnya,” ungkap penyair muda ini.
Daffa menegaskan, jangan terus-menerus sembunyi di balik alasan ini-itu. “Kami kesal dan capek juga jadinya. Kami menyelesaikan karya untuk perlombaan ASKS tidak sehari dua hari, jadi tolonglah dihargai jerih payah kami dengan sesegera mungkin menyelesaikan persoalan dana yang tak kunjung cair ini, jangan sembunyi lagi,” tegasya.
Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disbudporapar Kota Banjarmasin Zulfaisal Putera ketika dikontak asyikasyik menyatakan tidak mau memberikan tanggapan sedikit pun kepada publik persoalan ini. Sebab menurutnya ini persoalan internal antara dinas dengan panitia ASKS XX.@