WAJAH Jokowi tiba-tiba muncul menjeda konser Slank menandai 35 tahun berkarya band rock pop Indonesia ini di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (23/12) malam.
Karena saya nontonya di layar televisi, maka wajah presiden—yang entah apakah karena televisi di rumah yang jelek, saat itu terlihat letih lelah atau mungkin juga sedang bersedih (jangan berpikir itu cuma akting) yang memenuhi layar. Kalau di lokasi konser Slank, Jokowi yang berkemeja putih terpampang di layar besar sisi panggung.
Ada apa ini, pikir saya.
Pertama, seingat saya, setelah mengucapkan salam, Jokowi menyampaikan ketidakbisahadirannya di acara konser. Kemudian dia menyampaikan duka bencana tsunami yang melanda Selat Sunda. “Kita semua tentu sangat berduka atas kejadian ini dan saya yakin kita dapat melaluinya dengan bergandengan tangan seperti yang kita lakukan selama ini,” kata Jokowi dengan ekspresi duka yang mendalam—inilah yang saya maksud dengan wajah terlihat sedih tadi. “Dalam kesempatan ini saya ingin mengajak para Slankers untuk mendoakan korban,” tambahnya.
Selanjutnya, Jokowi mengapresiasi Slank yang hingga usia 35 tahun telah melahirkan karya-karya yang banyak mengkritisi kondisi sosial, tentang alam, juga korupsi.
“Untuk Mas Kaka, Mas Bim Bim, Mas Ridho, Mas Ivan,dan Bunda Iffet teruslah berkarya untuk bangsa ini, sukses melalui lagu-lagunya dan liriknya yang selalu mengingatkan kita untuk tetap peduli pada kebaikan dan moralitas untuk bangsa ini,” ucap Jokowi, yang memang dikenal penyuka lagu-lagu rock—beda banget dengan mantan presiden SBY yang juga suka musik namun melow.
Jadi, mengapa ada Jokowi (meski tidak secara langsung) di konser Slank?
Kita tahu, Jokowi dan Slank dulu—persisnya pada Pemilu 2014 memiliki kedekatan politik yang sangat kental. Kala itu Slank memang terang-terang sebagai tim sukses mendukung Jokowi. Bagaimana dengan Pilpres 2019? Sejauh ini memang tidak ada pernyataan secara resmi bila Slank kembali berada di barisan Jokowi.
Kehadiran Jokowi menjeda konser Slank boleh jadi memang tidak ada muatan politis (meski sulit membantahnya)—anggap saja memang murni untuk menyampaikan duka negeri atas bencana tsunami di Selat Sunda yang banyak memakan korban jiwa. Tetapi bagaimanapun, kehadirannya itu tetap memiliki impact politis—karena ini memang sudah musim kampanye, yang apapun dilakukan oleh politisi termasuk capres dapat memberikan dampak yang mampu mempengaruhi para calon pemilih nantinya. Terlebih sebuah konser besar Minggu malam itu.