DP3APMP2KB Kota Banjarbaru mengusung “Basingsing; Banjarbaru Singkirkan Stunting” dalam kegiatan Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kota Banjarbaru di Ballroom Grand Qin Hotel, pada Rabu (3/4/2024) sore.
Pukul 03.00 Wita, Wali Kota Banjarbaru HM. Aditya Mufti Ariffin pun akhirnya membuka acara rapat itu. Sejumlah pejabat publik mulai dari TNI/Polri, serta jajaran ASN Banjarbaru yang merupakan bagian stakeholder tim percepatan tersebut.
“Rapat ini merupakan ajang bertukar ide dan pikiran agar perkembangan angka stunting di Banjarbaru dapat menurun,” ungkap Aditya, tegas.
Aditya mengatakan, pihak dinas terkait perlu merumuskan agar bagaimana ke depannya dapat terkendalikan isu stunting tersebut. Tentu, menurutnya demi kemajuan di Kota Idaman. “Perlunya kerjasama dan kolaborasi agar mendorong program itu,” ujarnya.
Kepala DP3APMP2KB Kota Banjarbaru, Puspa Kencana pun menyoroti 2 kecamatan di Banjarbaru. Dan berbagai faktor mempengaruhi mulai dari suhu udara, kekurangan air bersih hingga pemahaman (knowledge) ibu hamil.
“Kita perlu intervensi beberapa kecamatan yang jadi sorotan Pemko Banjarbaru dalam halnya stunting. Yaitu Landasan Ulin dengan presentase 18.79% dan Sungai Ulin sekitar 18.14%. Kedua wilayah ini faktor suhu udaranya sangat panas dan kesulitan air bersih,” ucap Puspa Kencana.
Dalam hal ini, Puspa ingin berkoordinasi dengan sejumlah pihak di antaranya itu Kemenag Banjarbaru dan KUA di wilayah tertentu. Bahkan, dia menegaskan nanti akan ada edaran surat Wali Kota Banjarbaru menyoroti soal stunting tersebut.
“Koordinasi ke KUA soal Calon Pengantin (Catin) Stunting biar tepat sasaran di wilayah yang kita intervensi. Kita juga akan segera kerjasama dengan Dinkes Banjarbaru dan Puskesmas terdekat,” ujarnya.
DP3APMP2KB Banjarbaru mendorong parenting sebagaimana pengentasan terhadap ibu hamil agar mencegah stunting sejak dini. Sementara, Prevalensi Stunting di Banjarbaru mencapai 3,1%.
Adapun, jumlah penduduk Kota Banjarbaru sebanyak 71.713 warga. Dari jumlah ini menjadi Keluarga Sasaran sekitar 39.815 dan Keluarga Berisiko Stunting sekitar 7.142 warga.
Kepala BKKBN Kalimantan Selatan, Ramlan ingin mendorong Pemko Banjarbaru soal data elektronik siap nikah dan hamil (elsimil) yang didampingi oleh keluarga terhadap catin stunting. Dari catatan data BKKBN Kalsel sejak Januari-Maret 2024, perolehan sasaran hanya Elsimil (60) dan KUA (250).
“Kita soroti dari data elsimil yang didampingi oleh keluarga. Para catin stunting, nah ini jomplang sekali hanya 25% dan tidak terdampingi sekitar 75%,” beber dia.
Terlebih lagi, Ramlan menyesalkan bahwa catin stunting ini hanya memperoleh data dari Rukun Keluarga (RT) setempat saja. Sebenarnya, dia ingin pihak tim percepatan agar berkoordinasi dan memperoleh data dari KUA.
“Harus diubahlah. Ke depan, kita sama-sama membangun Kota Banjarbaru agar angka stunting menurun lewat TPPS ini,” pungkasnya.@