LAMPU semprong dinyalakan oleh Ratu Zaleha, tokoh pejuang perempuan Banjar itu bercerita tentang suaminya bernama Gusti Muhammad Arsyad. Bunyi perang terdengar, sejumlah aktor muncul menggunakan kain putih yang berjalan melewati sang pejuang perempuan tersebut. Itulah potret panggung teater yang ditampilkan oleh SMAN 1 Banjarbaru dalam naskah Manawing karya Hudan Nur di Balairung Sari, Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan, Kota Banjarmasin.

“Saya diminta untuk jadi pembina Ekskul dibidang teater ini. Ini pertunjungan atau panggung pertama mereka, karena bertahun-tahun tidak pernah ada. Jadi perdana,” ungkap Rory Aksara, Pembina teater SMAN 1 Banjarbaru kepada Asyikasyik, pada Sabtu (18/11/2023) di acara Festival Teater Pelajar se-Kalimantan Selatan yang digelar oleh Lentera Seni tersebut.

Para sahabat Ratu Zaleha, pejuang perempuan Banjar 

Kegiatan ini bertema Petuah Perjuangan Tuai Sejarah. Sehingga, Guru Bahasa Indonesia di SMAN 1 Banjarbaru bekerja keras melatih para siswanya saat malam hari. Selama 1 bulan, Rory mengaku pihaknya cukup sulit mengatur waktu berlatih untuk siswa-siswanya, terlebih kondisi tiap jarak rumah yang berbeda.

“sebanyak 12 kali kita mengadakan latihan rutin untuk membentuk karakter siswa,” ujarnya.

Rory kaget, sejumlah murid dari binaannya sangat baik menampilkan panggung teaternya. Ternyata, menurutnya pertunjukkan itu melebihi ekspetasinya sendiri.

Aktor SMAN 1 Banjarbaru di antanyanya, yaitu Najmi Tania, Salsabila, Ilham, Cindy, Zein, Nathan, Azha Moza, Naysa, Putri, Widya, Aurel, Raya, Ersa, Qaren dan Kalila.

“Ternyata, menghasilkan dari melebihi apa yang kita ekspetasikan. Seolah profesional sekali, tentunya sesuai harapan kami,” ungkap Rory, bersyukur.

Dengan itu, Rory sangat berterima kasih kepada Sutradara yakni Rajudin (Beruhuy Loekas), Pimpinan Produksi (Yulian Manan) dan Penulis Naskah (Hudan Nur). Dia mengungkapkan, betapa besar peran mereka mendorong kelompok teater SMAN 1 Banjarbaru hingga sekarang dapat berkembang.

Lantas, Rory merasa mendapat dukungan penuh berkat ketiga tokoh seni tersebut. Awalnya itu, dia sempat dilema bukan soal pendanaan sekolah, tetapi munculnya dorongan dari berbagai pihak untuk tetap melanjutkan semangat berkesenian tersebut.

“Ini gabungan antar Kelas, tiga angkatan bersatu dalam panggung,” kata Rory AKSARA.

Rory melihat kekompakkan mereka di atas panggung, karena dapat menurunkan egonya masing-masing. Sebelumnya, dia menyebut sebagian aktor sudah terlatih di beberapa siswa yang memerankan film.

Pertunjukan teater SMAN 1 Banjarbaru.

“Sehingga, mereka sangat menguasai panggung. Tinggal, mengasah sedikit aja lagi seperti tokoh Ratu Zaleha dan Walanda tadi.”

Rory berharap, dukungan pihak sekolah SMAN 1 Banjarbaru sangat diperlukan dan terlebih, melihat potensi anak-anak tengah senang melakukan seni pertunjukkannya.

Lalu, Rory memandang pertunjukkan panggung teater pertama SMAN 1 Banjarbaru ini merupakan buktinya. Sehingga, dia berharap sekali menjadi perhatian pihak sekolah ke depannya.

“Harapan kepada sekolah, memang tidak hanya ucapan tetapi dukungan dari segi pendanaan. Memang tahun ini, belum ada anggaran khususnya itu,” tandasnya.@