KEEMPAT drummer legend Indonesia yakni Wawan Juniarso, Rere Reza, Aksan Sjuman dan Ronald Fristianto hadir memberi spirit dan berbagi pengalaman bermusiknya pada kegiatan Master Class Drum Banjarmasin yang digelar oleh Yandi Pratama Production di Kevin Kafe, Jl. Karang Anyar 1 Loktabat Utara, Kota Banjarbaru pada Sabtu (10/6/2023) siang.

Master Class ini berlangsung selama 8 jam sejak siang hingga malam, mulai Pukul 14.00 dan 21.30 Wita. Dipandu oleh Willy Sket yang merupakan penyanyi Rock era 90-an tersebut.

Penggagas acara sekaligus promotor musik Kalimantan Selatan, Yandi Pratama menjelaskan kegiatan Master Class ini telah digelar beberapa kali, namun pihaknya baru sekarang berkesempatan menginisiasi agenda bersama musisi drummer legend Indonesia.

“Sebelumnya acara Master Class dalam agenda kelas vokalis di sini juga. Sejak 2018 hingga sekarang, dan agenda ini benar-benar tidak ada sponsor,” ungkap Yandi.

Drummer asal Banjarmasin ini juga mengatakan bahwa tujuannya untuk mengedukasi para musisi Kalimantan Selatan. “Tujuan utamanya adalah ilmu dari acara ini, terlebihnya lagi menghibur kita dalam bermusik,” paparnya kepada tim redaksi.

KELOMPOK DRUMMER KALSEL; INDONESIAN DRUMMERS DAN INDONESIAN DRUMMER AND PERCUSSION

Selama ini di Kalsel, Yandi menyebut kelompok drummer ada terbagi dua, yaitu Indonesian Drummers (ID) dan Indonesian Drummer and Percussion (IDP).

Lebih lanjut Yandi menegaskan, acara ini merupakan intimate session bersama musisi khususnya drummer legend Indonesia. Jadi, menurutnya lebih private.

Yandi juga  menjelaskan terkait sosok Wawan yang notabenenya tidak lepas dari Dewa-19, sebelum digantikan oleh Ronald pada album format masa depan. Kemudian pada album terbaik, dia menyebut diisi oleh drummer Rere Reza.

“Kalau Aksan, dia lulusan musik dari Jerman. Artinya, kami mendatangkan tidak main-main,” ungkap Yandi.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Master Class, Eben menyebut sekitar 20 drummer dari berbagai daerah ikut berpartisipasi. Menurutnya, kehadiran kelas ini selain mengedukasi para musisi di daerah juga mendorong perkembangan musik di Kalsel.

Peserta yang ikut tak cuma Banjarmasin dan Banjarbaru, kedatangan drummer asal daerah Hulu Sungai seperti Kandangan, Barabai dan sekitarnya. Bahkan ada yang dari daerah Palangkaraya dan Muara Teweh, Kalimantan Tengah.

“Format agenda Master Class ini sebelumnya telah dilaksanakan di Bali, kemudian di Kalimantan Selatan dan selanjutnya bakal digeber ke Jogjakarta,” ungkap Eben.

PARA LEGEND BERBAGI TEKNIK DRUMMER

Tabuhan drum dimainkan langsung oleh Wawan Juniarso, drummer pertama Dewa-19 itu memukul dengan stiknya sangat piawai pada session 1. Dengan lagu berjudul: ‘Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi’, dia pun sangat menikmati setiap pukulan dalam permainan drumnya.

Wawan Juniarso sedang menunjukkan aksinya menabuh drum  

Dalam sesi diskusi, El merupakan perempuan asal Barabai tersebut menanyakan perihal ihwal feel in favorite dalam bermain musik, khususnya sebagai drummer. Drummer cilik usia 10 tahun itu pun tersenyum.

“Kalau saya dasarnya rock, yaitu Heavy Metal. Jadi feelnya lebih simpel,” jawab Wawan.

Pada kesempatan itu, Wawan bercerita bahwa perjalanan bermusiknya dengan band Dewa-19 sejak tahun 1986.

Awal mulanya, dia lebih mengenal sosok Ari Lasso sejak di SD Negeri Puja 1, kemudian semasa di SMP Negeri 6 Surabaya bertemu Ahmad Dhani, Erwin Prasetya dan Andra Ramadhan untuk membentuk band yang merupakan akronim dari masing-masing namanya, yaitu Dewa-19.

“Kepada Ahmad Dhani, saya merekomendasikan Ari Lasso sebagai vokalis pada masa itu. Waktu itu sebenarnya, personil band Dewa-19 itu banyak lho. Ada 7 orang,” kenang Wawan.

Lalu tahun 1987, Wawan mengaku melepaskan diri dari Dewa-19. Masa itu sebelum rekaman, dia menyebut Dhani, Erwin dan Andra sempat membuat lagu beraliran jazz, walau pun dirinya tetap masih memilih genre rock.

“Lalu, saya membentuk band rock bernama Pythagoras,” ujarnya.

Terkait lagu Kangen dari Dewa-19, perjalanan karir Wawan sebagai drummer tak lepas jasanya untuk menghidupkan karya-karya pada masa itu. Mulai dari kediaman rumahnya hingga di studio, dia mengenang saat ketiduran sampai mengikuti proses rekaman menggunakan bus ke Jakarta, lalu menginap ke Bogor.

Wawan tak menyangka hingga lagu Dewa-19 sampai terkenal pada masa itu. Awalnya, dia mengaku cuma hobi sesaat untuk bermain musik dengan ketiga personil tersebut.

“Waktu itu ada 7 lagu dari Dhani, 1 lagu dari saya dan Andra. Jujur saja, saya bermusik sebagai drummer pada tahun itu karena hobi,” ucap Wawan, bapak tiga anak tersebut.

Selama diskusi, pertanyaan berkembang entah terkait genre, bahkan ritme dalam teknik bermain drum pada aspek birama, snare, hihat dan sebagainya. Wilky, drummer asal Banjarbaru bertanya ihwal ketukan kepada Wawan.

“Sebelum interlude tadi, ada break ya. Itu berapa ketukan?” ucap Wilky. Wawan pun menjawab ada 4 ketukan atau satu bar.

Sebagai drummer, Wawan menyampaikan pesan bahwa memainkan drum sebelum tampil di panggung, maka harus menyiapkan konsepnya. Tentu, dia menyarankan harus banyak latihan juga bisa mendapatkan banyak warna dalam bermain.@

(bersambung…)

Repoter : Rahim Arza
Editor : Hudan Nur

Facebook Comments