Penyair asal Amuntai, Arif Rahman Heriansyah menciptakan enam puisi yang diaransemen menjadi lagu pada kegiatan Night Of Music di Darma Coffe, Komplek DPR, Jalan Pramuka, Kota Banjarmasin. Enam lagu dirilis dengan judul, yaitu Bahasa Langit (2012), Dermaga Januari (2013), Melukis Hujan (2014), Yang Terbaik (2015), Aku Adalah Bayangan Dirimu/AABD (2021), dan Pemenang Sejati (2023).

“Lagu-lagu ini berasal dari karya puisi saya. Kemudian, menata dan disusun kembali agar serupa lagu. Tentu lagu ini dibantu salah satu teman saya yang membuat karya ini jadi nyaman didengar,” ucap Arif Rahman Heriansyah kepada Asyikasyik.com, Selasa (31/1/2023) malam kemarin.

Arif menyampaikan bahwa lagu-lagu itu tentang kehidupannya sendiri, ada perihal keluarga, sahabatnya di kesenian dan kondisi lingkungan sosial yang menjadi sorotan dari kekaryaan tersebut. Menulis karya sastra itu, dia mengaku harus mengalami keresahan sehingga tercipta karya puisi tersebut.

“Saya tidak akan bisa menulis puisi jika tidak ada keresahan yang muncul. Selalu hadir inspirasi ketika ada sesuatu yang menjadi persoalan disekitar,” kata pria kelahiran 1992 itu.

Kata Arif, entah persoalan dalam percintaan, keluarga, teman bahkan kehidupan sekitar yang menjadi perhatian khususnya. Tentu, menurutnya penting untuk diangkat atau ditulis dalam bentuk apapun, apalagi dibuat menjadi lagu yang kemudian diputar oleh seseorang.

“Tentu, saya senang jika karya itu didengar orang banyak. Terlebih orang disekitar kita, mereka mampu turut merasakannya,” ungkap Arif, pengajar SLB Negeri 2 Banjarmasin.

Dalam menelisik lagu berjudul Yang Terbaik, Arif menceritakan bahwa lagu itu tercipta karena melihat anak-anak di kampung Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Ketika waktu melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada 2015, dia mengaku terenyuh langsung melihat kondisi anak-anak tanpa pendidikan maka lagu tersebut diciptakannya untuk mereka.

“Saya ciptakan lagu untuk mereka (Anak Loksado). Pada waktu diakhir KKN, saya sampaikan lagu ini untuk mereka agar menjadi anak yang terbaik,” tutur Arif yang juga dosen Pendidikan Agama Islama, FTK UIN Antasari.

Adapun lagu Bahasa Langit, Arif melangkahkan kakinya bergabung di Sanggar Bahana Antasari (SBA) yang menjadi angkatan ke-19. Pada tahun 2012 itu, dia menciptakan lagu tersebut untuk angkatan yang berjumlah 12 orang saja. “Tak lama setahun berselang, lagu Dermaga Januari tercipta,” ujarnya.

Lagu Dermaga Januari, Arif ciptakan untuk mengenang angkatan ke-20 SBA. Sebagaimana filosofinya, dia mengungkapkan bahwa simbol dermaga sebagai pelabuhan yang kerap orang datang maupun berpergian, tentu kondisi yang paling sering orang kunjungi dan ternyaman.

“Bertepatan pada bulan Januari, maka saya harapkan generasi saat itu agar selalu berproses dan berlayar ke mana ia ditempa oleh kehidupan,” pungkasnya.@