Sehari sebelum wafat, Ogi Fajar Nuzuli menyempatkan memberi makan ikan di halaman rumah sambil melihat burung nuri, dibantu asistennya. Hari-hari menjelang kepulangan, Ogi masih intensif menelpon kawan-kawan lama, para sahabat yang selalu memberinya energi untuk senantiasa sehat–bertahan dalam suasana apapun.
Selasa malam, 23/3 Ogi dirujuk ke RS Ulin Banjarmasin dari kediamannya di Jalan Nuri Banjarbaru karena disentri dan sempat muntah di sore hari. Rabu siang, 24/3 kondisinya mulai menurun dan pukul 21.30 Ogi menghembuskan napas terakhir.
***
OGI KECIL
Ogi lahir pada 29 Desember 1966 di Banjarbaru. Sejak kecil Ogi sudah sering diajak oleh sang ayah, Drs. Horman Bachtiar dengan mengendarai vespa ke Taman Gembira Banjarbaru. Tujuan mereka tidak lain adalah ke lapangan tenis dan singgah ke Radio Khusus Pemerintah Daerah Tk. I Provinsi Kalimantan Selatan (RKPD). Tahun 1970-an awal, RKPD milik Jawatan Penerangan Tk. I Provinsi Kalimantan Selatan itu telah memiliki ruang sastra yang dikelola oleh mendiang Eza Thabry Husano, dkk. Ogi kecil mulai akrab dengan puisi dan drama yang saat itu disiarkan secara kontinyu. Ogi menyaksikan penyiaran itu secara langsung di depan matanya.
Kecintaan Ogi terhadap bidang seni dan olah raga tidak muncul begitu saja.
Ayahnya Ogi, Horman Bachtiar adalah seorang keturunan dayak dan pernah menjabat sebagai Kepala Biro Keuangan Tk. I Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Sejak saat itu, Ogi kecil di usia SD diboyong kedua orang tuanya mukim di Banjarmasin. Menurut catatan mendiang T. Heru Wuryanto, pada masa Wali Kota ketiga Banjarbaru Abdul Gaffar Hanafiah (1970-1975), Horman Bachtiar adalah seorang Apresiator Seni Rupa Murni/Terapan pada karya-karyanya termasuk karya Muchtar AS (alm) dan Budi S (alm) saat Sanggar Karamunting berdiri di Banjarbaru (1973-1975).
Ibunda Ogi sendiri hobi menyanyi. Sang Ibunda adalah sahabat Achmad Thamrin (Ayah mendiang Agustina Thamrin) yang dikenal sebagai musisi dan komposer handal di Kalimantan Selatan. Di Jalan Cengkeh, Banjarbaru II Achmad Thamrin lebih dikenal sebagai ‘Utuh Kincir’ dalam dunia lawak. Kerap, bila ada ‘Utuh Kincir’ diumumkan melawak di suatu tempat, Ibunda Ogi selalu menyempatkan hadir sembari menyumbangkan satu–dua lagu dan tentu mengajak Ogi berturut serta.
***
OGI DI MATA PUBLIK
Prestasi Ogi mulai terlihat pada tahun 1978 diawali dengan Lomba Pidato se-Kalimantan Selatan sebagai Juara 3 dan Juara 1 Cepat Tepat P4 se-Kalimantan Selatan saat dirinya duduk di bangku SMA. Ia adalah Lulusan Terbaik IPDN Banjarbaru: 1989. Jenjang riwayat pendidikannya yang selalu menorehkan prestasi terbaik membuat orang tidak bisa menutup mata.
Tahun 2001, Wali Kota Banjarbaru Rudy Resnawan memanggil dirinya untuk membantu menyiapkan segala keperluan untuk persiapan Pekan Olah Raga Daerah (PORDA) tingkat Provinsi Kalimantan Selatan IV 2002 di Banjarbaru. Banjarbaru yang saat itu baru beralih menjadi Kotamadya dari yang hanya Kota Administratif harus bergegas menyambut kesempatan terbaik itu. Ogi tanpa membuang waktu tentu saja menerima dengan memikirkan langkah-langkah terbaik untuk mengeksekusinya.
Progres Banjarbaru kala itu dikawal oleh media cetak Banjarbaru Post pimpinan Ersis Warmansyah Abbas yang tayang setiap dua minggu sekali. Ditambah kehadiaran media massa baru Radar Banjarmasin pada 25 Januari 2001 yang berkantor cabang di Banjarbaru nama Ogi semakin sering ditulisdengungkan. 25 April 2003 Yayasan Radar Banjar Peduli dikukuhkan dan pada perjalanannya melibatkan Ogi secara personal. Yayasan nirlaba yang bekerjasama dengan Dompet Dhuafa ini konsen pada bidang sosial dan mendapat tempat terbaik di hati masyarakat karena giat demikian sangat meringankan beban sesama.
Pada perayaan Hari Jadi Kota Banjarbaru keempat, April 2003 Kombid. Sastra, Dewan Kesenian Kota Banjarbaru menggelar “Gelar Sastra” dengan menghadirkan tujuh kelompok (komunitas) di Banjarbaru ( Sanggar Sampan, Forum Taman Hati, Sanggar Naga ’01, Sanggar Bina Putra, Sanggar Ketapang– Front Budaya Godong Kelor, Sanggar Baimbai, dan Sanggar Tetas). Di saat itulah, Ogi menyaksikan langsung pagelaran terbuka di Taman Air Mancur Mingguraya Banjarbaru dan hatinya takzim.
***
MENJADI KETUA DEWAN KESENIAN KOTA BANJARBARU
Sejak dibangku kuliah Ogi kerap menulis dan pernah memenangkan sebuah lomba Karya Tulis Ilmiah tahun 1992. Kesukaannya menulis kembali dilakoninya semenjak dirinya menjabat sebagai Kepala Dinas Tata Kota Banjarbaru. Bukunya yang pernah terbit adalah MELAWAN DENGAN BUDAYA (kumpulan tulisan Ogi selama ngeblog di laman pribadinya 2000-2010).
2005 Ogi bersama Kelompok Studi Banjarbaru menerbitkan buku DIMENSI (Antologi Puisi 10 Penyair Banjarbaru; Ali Syamsudin Arsi, Arsyad Indradi, Eza Thabry Husano, hamami Adaby, Hudan Nur, Isuur Loeweng S, Fatimah Adam, Harie Insani Putra, Nina Idhiana, dan Samsuri Barak). Ogi mengeditori buku tersebut dan mendapat apresiasi pada malam peluncurannya yaitu pada Malam Tadarus Puisi dan Silaturahmi Sastra ke-2.
Namanya semakin akrab di antara seniman-seniman Banjarbaru lintas bidang karena sering nongkrong di Mingguraya. Singkat cerita namanya didaulat menggantikan Ir. Noor Sjahdi (2001-2006) yang menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Banjarbaru hingga kini. Mulai 2007 giat-giat seni masing-masing bidang kian berkecambah dan dinamika semakin harmoni dengan perbedaan.
***
Berbekal latar belakang seni dan olah raga yang digaulinya, dirinya kian tenar dan dikenal masyarakat Banjarbaru secara luas. Tahun 2010-2015 dirinya terpilih mendampingi Ruzaidin Noor sebagai Wakil Wali Kota Banjarbaru.
Seperti diketahui bersama sejak belasan tahun Ogi seperti disekap penyakit. Sembuh dari stroke. Sakit. Sembuh. Sakit. Sembuh lagi. Terakhir 2019, Ogi dikabarkan jatuh dari kamar mandi dan mengalami cidera. Sejak 1,5 tahun terakhir Ogi sehari-hari menghabiskan waktunya di atas pembaringan. Kakinya tak mampu menopang bobot tubuhnya, ke mana-mana ia harus dibopong ke kursi roda oleh asisten kepercayaannya.
Tadi malam, Ogi berpulang dipeluk semesta di usia 54 tahun. Ogi yang dikenal baik dengan siapa saja itu meninggalkan seorang istri, empat orang anak, dan satu orang cucu. Selalu ada cerita di setiap ingatan. Semoga Allah mengampuni dan membukakan pintu rahmatNya. Al Fatihah H. Ogi Fajar Nuzuli Bin Horman Bachtiar.