MAUT

1

maut itu tak pernah jauh dari urat nadimu
dia jadi apa saja yang tak bisa kau duga
dan tak ada cara untuk mengetahui kehadirannya

mungkin dia berwujud mobil yang kau kendarai
untuk mengantar istrimu belanja , atau
mengantar anakmu ke tempat les bahasa

di persimpangan sebelum tiba tujuan
kendaraan dari arah berlawanan menyeruduk
kau mampu mengelak, tapi tembok kau tubruk

maut itu pun berkelebat lebih cepat
dari detik, lebih tak terduga
dan orang-orang menyalahkanmu tak hati-hati

2

maut itu tidak pernah ingin menemanimu
tak terpikir untuk memusuhimu
sering dia berwujud sesuatu yang menyenangkanmu

mungkin dia adalah lidah ombak saat kau tamasya ke pantai
melihatnya membuatmu terpesona pada keindahan alam raya
lalu tiba-tiba datang padamu sebagai tsunami

dan kau tak bisa berlari ketika dia julur tangannya
mengajakmu pergi. kau menyambutnya
dan orang-orang melihat kau tak berusaha menghindari bencana

3

maut itu, ah, jangan kau tunggu
dia tak perlu waktu untuk datang padamu
sebab dia tak pernah jauh dari urat nadimu


PUNCAK GUNUNG

pohon-pohon tak mampu sampai ke puncakku
tapi lumut-lumut sanggup menghijau beludru
di mana embun menggumpal dan dingin mengental

sekali-sekali ada biji jatuh bersama kotoran burung
sempat jadi kecambah dengan akar-akar yang lemah
lumut membuat kakinya tak sampai menyentuh tanah

seorang pendaki pernah tiba, bertahan sebentar lalu pergi
setelah menancapkan bendera dan berfoto sebagai kenangan
tapi pendaki itu tak pernah sampai di kakiku

seekor elang pernah hinggap, sekadar istirahat dan bercerita
pernah ada seorang pendaki membeku di dinding jurang
dari sarangnya, elang tahu orang itu tiada pernah bergerak