RUMAH BERATAP MERAH
rumah beratap merah
di dalamnya seribu pintu, sejuta labirin
serupa sungai yang panjang
setiap hari adalah nyeri
kamar-kamar selalu berisik
memutar musik-musik klasik
dan lagu-lagu lama
di kamar depan
perempuan berkerudung senja
menanam api di mulutnya
purba tubuhnya meletupkan bara
membakar bayi-bayi
ada serigala penjaga
sedang memeluk kalkulator
matanya buas
menghitung angka-angka
yang semakin langka
di kamar belakang
ayah dan anak sibuk bicara
mulai urusan ranjang
sampai buah dada
kadang ayah menjelma naga
dan memakan anak-anaknya
Banjarbaru, 2020
PASAL SATU
di suatu pagi yang biru
kau Nampak buru-buru
membungkus kaki dengan sepatu
menuju tuan pasal satu
setiap sabtu
kau menonton pertunjukan drama
tentang kematian tersangka utama
kau terus bertanya-tanya
apakah tersangka utama
akan ditembak mati
ataukah ditebas lehernya
sebelum panggung berdarah
sabtu lebih dulu terbakar
di bawah sepatumu
Banjarbaru, 2020
SAJAK BENGKEL
deru mesin beradu
berputar dan terbakar
mesin bubut terus ribut
membuat ulir-ulir pengharapan
singsingkan lengan bajumu
jangan takut pada debu
ia adalah kawan paling menawan
mata bordan matamu
saling ketemu, melepas rindu
dalam lubang-lubang mesiu
hei, ada yang terluka
dicium batu gerinda
jari tengahmu berdarah
menggores sejarah
takapa, sebab luka bukan di dada
plat-plat besi bundar
berjatuhan serupa telur dadar
semangat belum tamat
teruslah terbakar
pukul duabelas
matikan mesin las
nyalakan nasi bungkus
dan gelas-gelas marimas
sabtu ialah mata air
yang lahir di tengah gurun pasir
ambil dan basuhlah dahaga
azan magrib di telingamu
pulanglah!
ke rumah paling ramah
Banjarbaru, 2020
TANGGAL TUA
angka-angka di kalender
meletakkan tanda tanya
di kedua bola matamu
pampers dan susu?
harta karun terakhir
selalu hadir ketika getir
koin receh dalam botol aqua
kau plester dan kubawa
kubelikan sarimi isi dua
corona dalam saku celana
terasa menusuk-nusuk
hei, apakah gaji sudah masuk?
Banjarbaru, 2020