Diskusi bersama Hajriansyah dan Badri Hurmansyah
“Pengertian-pengertian itu mudah sekali kita temukan di internet. Tetapi yang tidak bisa dimiliki, adalah pengalaman semacam ini,” ungkap Hajri.
Tentu tantangannya, menurut Hajri bahwa bagaimana seorang seniman itu mampu mengolah sebuah karya menjadi bernilai. Dalam hal ini, baginya perlu pelajaran khusus agar memahami karya seni rupa, serta bagaimana mengapresiasinya. “Lukisan itu tidak hanya dilihat seberapa mirip atau tidaknya, tetapi bagaimana memoles tiga unsur itu,” jelas dia.
Hajri menjelaskan, seniman itu ada yang memoles tiap sapuannya dengan kasar dan halus, tergantung bagaimana keselarasan garis dan ekspresinya. Belum lagi, kata dia, komposisi warna yang dibangunnya ke dalam karya seni rupa.
Oleh karena itu, menurut Hajri bahwa mengapresiasi karya seni rupa itu harus menilik lebih jauh dalam pemahaman tertentu. Sebab, menurutnya ada gagasan seniman di dalam sebuah karyanya tersendiri yang tak dapat dibuat oleh orang lain.
“Karya seni rupa itu selalu ada kejutan-kejutan artistik. Selalu berbeda dari karya lainnya, tidak bakal sama walau dibuat berkali-kali. Maka sebab itulah sebuah karya lukisan dibeli mahal, karena ada gagasan dan ide perupa di dalamnya,” pungkasnya.@