Salah satu muridnya bercerita tentang kecintaan gurunya tersebut sangat begitu mendalam terhadap ilmu, ia senang menjumpai para ulama, lalu bermusafir, dan bertinggal dalam beberapa waktu dengan ulama tersebut, menambah khazanah dan perbakalan ilmu di sepanjang kehidupannya. Inilah tabiat dan kebiasaannya dari sejak muda, di masa tua hingga wafatnya.

Ia menghabiskan hari-hari untuk membaca, menulis, mengajar dan belajar. Dari tangannya banyak membuahkan karya tulis yg begitu manfaat, para tholabah ilmu hingga para peneliti banyak mengambil manfaat dari karya-karyanya. Di perputakaannya banyak sekali kitab-kitab langka yg sangat berharga, yg sangat membantu bagi sesiapa yg memerlukannya. (Syekh ‘Abdul Wahhab Abu Sulaiman)

Syekh memulai mengajar sejak umurnya muda sekali di Madrasah Saulatiyyah, hal itu pada ketika para gurunya melihat kecerdasan dan kekuatan hafalannya. Ia banyak memberikan pengajaran kepada santri-santri dari berbagai negara di Madrasah Saulatiyyah, banyak santri-santri Asia Timur, Malaysia dan Indonesia yg menjadi alim ulama dari didikannya. Santri-santrinya ini lalu kembali ke negaranya masing-masing dan menyebarkan ilmu yg didapat darinya, baik ketika di Saulatiyyah atau ketika di Masjid al-Haram.@