FESTIVAL Literasi Banjarbaru (FLB) 2023 menggelar lomba pawai literasi dan flash mob bersama lebih dari seribu siswa di lapangan Murdjani, depan Balai Kota Banjarbaru. Giat ini adalah penanda puncak kegiatan festival yang telah berlangsung sebulan penuh. Menggunakan bendera Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin melepas seluruh peserta yang terdiri dari masing-masing sekolah dengan kreativitas dan keunikkannya tersendiri.
Pelepasan balon berwarna hijau dan jingga turut memeriahkan suasana FLB 2023 tersebut. Wajah sumringah nampak tersirat di wajah Walikota Banjarbaru dan sejumlah siswa begitu gembira. Sesaat, pembacaan teks buku sesi Flash Mob 2023.
“Kami akan membacakan penggalan teks dari buku berjudul Kalimantan Selatan; Lambung Mangkurat. Demikianlah di tanah Kalsel, semenjak abad ke-14 telah berdiri kerajaan Banjar,” ungkap Aditya kepada Asyikasyik, Sabtu (18/11/2023) pagi.
Terdapat sebuah Candi Agung di Kota Amuntai, Aditya bercerita tentang Nagara Dipa, sebuah kerajaan besar yang dipangku oleh raja Mangkubumi bernama Lambung Mangkurat. Berhubungan erat dengan kerajaan Majapahit di pulau Jawa.
Selesai membaca, Aditya melanjutkan dengan pengibaran bendera sebagaimana tanda dimulainya sebuah lomba pawai literasi tersebut. Bersama Kapolres Banjarbaru, dia menyaksikan keragaman setiap kelompok yang menggunakan yel-yel literasi dengan seragam yang unik.
“Sebagai ibukota Kalimantan Selatan, ini satu-satunya daerah yang konsisten menggelar agenda literasi tiap tahunnya,” ungkap Aditya, tersenyum.
Kepala Darpusda Kota Banjarbaru, Slamet Riyadi menjelaskan tahun ini cuacanya agak dingin ketimbang tahun lalu. Seluruh siswa yang mengikuti parade literasi, dia menyebut rela menghadapi kondisi cuaca panas untuk terlibat dalam festival tersebut.
“Ini tahun KETIGA, banyak sekali kegiatan yang digelar sebanyak 26 item.”
Slamet mengutarakan sejumlah rangkaian di antaranya Workshop, Lokakarya, Penerbitan Buku dan Lomba Literasi. Tahun ini, dia menegaskan bahwa festivalnya begitu padat dan menyasar seluruh kelompok masyarakat, baik ibu-ibu, komunitas dan lembaga terkait.
Sehingga, Slamet menilai kegiatan ini sangat berhasil mendorong masyarakat ditingkat bawah. Bagaimana, dia melihat aspek literasi dapat meningkatkan daya saing dan kreativitasnya ke depan.
Adapun Ita Ibnu, Manager Makassar Internasional Writter Festival (MIWF) yang menjadi penonton kegiatan pada pagi itu turut menyaksikan ribuan siswa. Kepada awak media, dia mengaku kehadirannya untuk melihat festival literasi di Kalimantan Selatan, terutama Banjarbaru.
“Ternyata animo masyarakatnya cukup tinggi terhadap kegiatan ini. Tak hanya para siswa, tetapi bagaimana masyarakatnya memaknai festival itu,” ungkap Ita Ibnu.
Di Makassar, Ita Ibnu menyebut festival diselenggarakan oleh komunitas-komunitas dan belum ada lagi seperti Banjarbaru, yang didorong oleh pemerintahnya sendiri. Dia mengapresiasi sekali karena keterlibatan pemangku kebijakan dalam mendorong literasi ditengah masyarakat.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan, Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, Darpusda Kota Banjarbaru dan sederet Forkompimda. Selain itu, sejumlah stand literasi turut memeriahkan kegiatan festival literasi tersebut.