BANJARMASIN Art Week (BAW) #3 telah berlangsung mulai Sabtu (9/11/2024). Berlokasi di kawasan Siring Menara Pandang, agenda tahunan Dewan Kesenian Banjarmasin (DKB) ini menggelar beragam acara seni; tari, musik, diskusi sastra, dan pameran lukisan.
Pameran lukisan menjadi satu identitas BAW yang tak pernah ketinggalan, dan mungkin yang utama. Bertempat di Rumah Anno, lebih dari 25 lukisan karya perupa Kalsel dipajang, dari karya pelukis muda hingga senior seperti Misbach Tamrin dan Rokhyat.
Mengangkat tema “Kalatikan”, BAW #3 berlangsung hingga tanggal 17 November 2024, dengan melibatkan puluhan seniman dari Kota Banjarmasin. Dan yang terbanyak para perupa.
Ada cerita menarik dari ruang pameran lukisan. Yakni karya Rokhyat berjudul “Panen Raya” yang memiliki kisah di balik penciptaannya. Dengan ukuran besar 150×200 cm, lukisan bergaya naturalis dekoratif didominasi warna kuning keemasan ini menampilkan suasana panen raya dengan latar perbukitan.
“Sebenarnya ini lukisan pesanan,” cetus Rokhyat, memulai kisah lukisan itu, kepada penulis, Sabtu (9/11/2024).
Ia pun bercerita. Sebelum melahirkan “Panen Raya”, Rokhyat terlebih dulu melakukan riset dan pengamatan selama satu minggu di Pamaton, kawasan Kiram, Geopark Meratus. Itu dilakukannya karena sang pemesan menginginkan sebuah lukisan yang menggambarkan tentang suasana petani sedang panen padi.
Sebab itulah kemudian panorama pada lukisan menggunakan cat akrilik ini seakan mengingatkan pada suasana di Kiram.
“Hampir satu tahun saya mengerjakan lukisan ini hingga selesai pada tahun 2023,” ujar Rokhyat.
Mengenai besarnya ukuran lukisan, Rokhyat beralasan akan kurang megah bila suasana panen dibuat dalam ukuran kecil. Namun lantaran itu pula lukisan ini dipatok dengan nilai tinggi, yakni Rp150 juta. Nah, sementara sang pemesan ternyata hanya menganggarkan budget jauh di bawah itu.
“Akhirnya lukisan ini saya bawa kembali. Padahal sudah sempat dibawa pemesan ke kediaman. Jadilah sekarang dipamerkan di BAW,” ujar pelukis yang pernah lama tinggal di Yogyakarta ini.
Cerita panjang lukisan “Panen Raya” yang tak jadi panen karena batal dibeli pemesan itu pula yang kerap diceritakannya kepada yang menikmati lukisannya.
Tentu saja yang menarik juga adalah lukisan Misbach Tamrin, berjudul “Generasi Penerus”. Pelukis realisme revolusioner ini berbicara soal keberlanjutan perjuangan idealisme.
“Generasi muda terutama para mahasiswa harus tetap punya wawasan idealisme sebagai tanggungjawab moral atas aspirasi bangsanya. Selalu peduli akan lingkungan sosial dan kelestarian alam sekitar dengan segala krisis persoalannya,” jelasnya, seperti pula dituliskannya dalam keterangan di medsosnya.
Dalam lukisannya, tergambar seorang pemuda berkaos Che Guavara membentangkan sebuah lukisan menggambarkan berbagai persoalan dan atau perjalanan sebuah negeri, termasuk juga dunia.