SERU dan antusias. Itulah gambaran dari kegiatan BASAkalimantan Wiki (BkW) yang menggelar Dialog Kebijakan#1 isu Brain Rot atau pembusukan otak, pada; Rabu, (16/4/2025) di Aula Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Kalimantan Selatan.
Dialog dengan peserta berbagai instansi kunci, komunitas pemuda, akademisi, perwakilan lembaga, guru, pelajar, mahasiswa, dan media, ini sama-sama mencari solusi bagaimana mencegah brain rot yang ditimbulkan dari konten-konten receh nirfaedah di media sosial. Semua peserta secara antusias memberikan pemikiran mereka.
“Diangkatnya isu brain rot berangkat dari kekhawatiran dan kepedulian BkW terhadap anak-anak muda dalam pemakaian gadget yang memungkinkan mereka kecanduan terhadap konten-konten tidak bermanfaat, terlebih yang bisa menumpulkan otak mereka,” ujar Hudan Nur, Koordinator Program BkW saat pembukaan.
Dijelaskan, sebelumnya, BkW telah menggelar Lomba Berpendapat untuk siswa dan umum/mahasiswa bagaimana caranya mencegah brain rot. “Nah, ide atau gagasan-gagasan pemenang itulah yang kemudian didialogkan hari ini,” kata Hudan Nur.

Kemudian dibuatlah tiga kelompok. Masing-masing kelompok mendiskusikan ide para pemenang bagaimana agar nantinya dapat diwujudkan.
Kelompok 1 dengan fasilitator Anggrek dari BkW, mendiskusikan ide pemenang dari kategori umum (Ira Setianisa) yang menyarankan agar dilakukannya kegiatan read aloud atau membaca nyaring kepada anak-anak minimal 10-15 menit, dengan tujuan melatih konsentrasi, meningkatkan pengetahuan kosa kata, serta menjalin ikatan emosional dengan cara interaktif.
Masih di Kelompok 1, juga didiskusikan ide pemenang lainnya dari Muhammad Hafizh, yakni menanamkan daya dan minat ba,ca dengan melaksanakan membaca bersama dua kali dalam satu minggu. Juga ada ide dari Auliania yang mengusulkan Sesanak atau Sehari Bersama Anak.yang diharapakan dapat saling berinteraksi, belajar, dan meningkatkan peran dan partisipasi anak.
Kelompok 2, bersama fasilitator Praja dari BkW, mendiskusikan ide pemenang (Rizky Firdaus) yakni Digital Fasting Berbasis Komunitas atau puasa media digital. Selain itu juga ada ide membangun kebiasaan belajar terstruktur dan mendalam oleh pemenang Nafa.
Dan Kelompok 3 dengan fasilitator Sandi Firly mendiskusikan ide pemenang kategori pelajar (Nurheldawati) berupa Gerakan Konten Balik aArah atau Go Reserve Algorithm, yakni melawan konten receh dengan membuat konten baik sehingga membuat algoritma tontonan anak muda.
“Kita sudah mendapatkan bagaimana ide-ide itu nantinya bisa menjadi aksi bersama sehingga menjadi sebuah kebijakan yang dapat diimplementasikan. Tapi untuk itu perlu dipertajam lagi pada Dialog #2 yang akan berlangsung tanggal 30 April 2025 nanti,” ujar Hudan Nur pada sesi pleno.

Kegiatan BkW ini mendapat apresiasi yang sangat baik. Saat membuka acara, dra. Erma Epiyana Hartati, S.Sos, MM (Kepala Dinas PPKBPMPPA Kota Banjarbaru) menyatakan bahwa kegiatan ini sangat penting dan mesti didukung penuh.
“Kita harapkan dari acara ini menghasilkan sebuah kebijakan yang dapat mengurangi atau mencegah brain rot atau pembusukan terhadap generasi muda kita,” ujar Erma.
Sementara Nurheldawati, pemenang berpendapat yang merupakan siswi SMAN 1 Martapura, mengatakan bahwa kita tidak bisa meninggalkan gadget dengan bermacam konten di dalamnya. “Namun, kita dapat beriringan, yakni dengan membuat konten-konten bermanfaat untuk mengurangi dampak negatifnya,” ujar Helda.
Adapun sejumlah instansi yang turut ikut dalam dialog di antaranya Dinas Kesehatan Banjarbaru, Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan, Diskominfo Banjarbaru, Dinas Pendidikan Banjarbaru, serta posyandu dan komunitas pemuda lainnya. Juga dilakukan penyerahan hadiah kepada semua pemenang Wikithon Partisipasi Publik #2 Isu Brain Rot.@