TANPA menunggu waktu lama, Dewan Kesenian Kalimantan Selatan (DKKS) dengan Ketua Taufik Arbain yang baru saja terpilih pada Musyawarah Seni (Musen) akhir November 2023 tadi, langsung tancap gas.
Tak sampai satu bulan, Gubernur Kalsel Sahbirin Nur langsung melantik kepengurusan baru DKKS Periode 2023-2028 di Kiram, Sabtu (16/12/2023) sore, dan malamnya menggelar Rapat Kerja bertempat di Hotel Jelita, Banjarmasin.
Rapat kerja kepengurusan baru DKKS ini juga diikuti ketua Dewan Kesenian seluruh kabupaten/kota Kalimantan Selatan.
“Kita langsung gaspol,” ujar Ketua DKKS Taufik Arbain saat membuka acara dapat kerja.
Taufik yang baru mengikuti Musyawarah Nasional (Munas) Dewan Kebudayaan/ Dewan Kesenian di Jakarta ini menginginkan DKKS segera memiliki program kerja yang dapat dijalankan mulai tahun 2024 di depan.
“Munas kemarin mendorong bahwa DK bagian entitas yang turut serta menjaga kebudayaan secara umum dari hulunya sebagai pengawal pembangunan,” ujar dosen FISIP ULM ini.
Dikatakan, Munas mengkonstruksi dan mendorong hadirnya regulasi yang mengawal dan menegaskan keberadaan DK dalam posisi kuat.
“Apalagi urusan kebudayaan ini bagian dari urusan wajib pemerintahan non pelayanan dasar,” kata Taufik yang pernah menjadi Pemateri Panel pada kongres Kebudayaan Indonesia Tahun 2013.
Taufik yang juga Ketua Pusat Kajian Budaya Banjar ini menyebutkan, hubungannya dengan DK kabupaten/kota, DKKS memiliki otoritas terbatas namun saling mendoorng pengoptimalan partisipasi pemajuan kebudayaan.
“Maka raker ini mendorong paradigma baru transformasi kelembagaan dewan kesenian,” ujarnya.
Disebutkan, DKKS juga harus memulai berkolaborasi dengan Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB). Karena Kbb adalah agen institusi kebudayaan yang mampu menjangkau jaringan lintas wilayah dan negara. “Kita ini bangsa ekspansionis. Ada jejak migrasi, juga jejak budaya dan agama . Maka dari itu penting penguatan dan kolaborasi,” tegas Penerima Anugerah budaya Pemprov tahun 2020 ini.
Rapat kerja yang berlangsung dua hari itu menghasilkan sejumlah program di bidang seni budaya yang terbagi dalam 9 komite, yakni Komite Sastra, Komite Tari, Komite Musik, Komite Film, Komite Teater, Komite Seni Pertujukan, Komite Kriya, Komite Seni Rupa, serta Komite Kerjasama, Publikasi, Penelitian dan Pengembangan.
Nah, apa saja program kerja dari 9 komite itu?