IBEL DAN BABY WALKER
kau temukan bumi seukuran pantatmu
duduk dan berdiri mencari matahari,
kau tersenyum saat tubuhmu kaukayuh
bergerak pelan alangkah senang
seperti bulan melewati sebuah halaman
beraroma kembang,
lalu kau menatap lampu kedip
yang beriring suara musik
antara heran dan bahagia
begitulah memang, Bel, wajah dunia
antara heran dan bahagia
antara kelam dan cahaya,
yang penting, kau harus melangkah
membelah lintasan kering dan basah
untuk sampai pada bukit indah.
Dikkodik, 2022
KETIKA HUJAN DATANG SUATU MALAM
1
cahaya lampu menemani jendela
bercakap dalam hening
dingin seperti kuku
runcing ke dalam tubuh.
2
sekerat dodol, sepotong brownis
di piring berkaca waktu
pada arloji di lengan kirimu
dan bayang-bayang menggigil sendiri
di dalam hati.
3
Ibel pulas, Filza memeluknya
kita saling bertatap
mencari judul lain untuk itu
saat ricik air di pancuran
menyisakan bunyi panjang
ke dada yang lengang.
4
lewat pintu yang terbuka
angin lembap menyambangi pigura
potret kita hanyalah air beku
yang mengalir dari waktu ke waktu
sambil memecah batu.
5
hujan hampir reda
seekor anak kucing yang mengeong
kubiarkan mencari induknya
ke dalam dadamu.
Gaptim, 2022
I’TIKAF DAUN
sebab bumi ini masjidMu, boleh kiranya aku i’tikaf
dalam perut waktu, sambil menghayati suara batu-batu
menjerit di jalan tua itu
saat roda besi menggilas tububnya penuh sungguh
dan kehidupan menyusup dalam batu baru
yang terbuat dari semen, baja dan rasa kelu,
diamku ini adalah narasi atau puisi
diam-diam menjamah kaki langit
dengan potongan doa yang kuucapkan
sebelum subuh menyentuh bibir kembang
dan harus kunyatakan dengan ranting merentang
bahwa kini, dusun-dusun hidup dalam cekaman
digolok bayang-bayang orang seberang
yang suka mengajak ilalang bertelanjang,
inilah i’tikaf sederhana di setiap hari-hariku
:daun yang rimbun menitip belukar akar ke dadamu.
Pangabasen, 2022