Semangat Chairil Anwar yang perlu kita adopsi untuk menghadapi perkembangan zaman di era masyarakat cerdas 5.0 ini karena Chairil memiliki semangat growth mindset terutama learning ability atau kemampuan belajar yang tinggi, sebagai change agent yang berani melakukan terobosan dan perubahan untuk menjawan tantang zaman, serta semangat visioner yang dinamis, memiliki sebuah gambaran tentang masa depan serta tidak mau terkungkung dengan pemikiran masa lalu.
Tiga semangat inilah yang kita perlukan dan perlu kita teladani dari sosok Chairil Anwar untuk menghadapi tantangan dalam era masyarakat cerdas 5.0 ini.”, demikian Riri Satria, Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia menyampaikan dalam orasi budaya dalam acara Lomba Baca Puisi Cinta Chairil Anwar dalam rangka Seabad Chairil Anwar, diselenggarakan oleh komunitas Jagat Sastra Milenia, di Pusat Dokumentasi Sastra HB. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Sabtu 23 Juli 2022.
Menurut Riri, sejak beberapa bulan yang lalu, banyak pertanyaan yang selalu muncul dalam pikirannya terkait dengan dunia kepenyairan.
Mengapa kita memperingati satu abad penyair legendaris Indonesia, Chairil Anwar? Apakah ini sekedar peringatan? Apakah semangat yang perlu kita teladani dari sosok Chairil Anwar untuk menghadapi era digital atau masyarakat cerdas 5.0 ini? Apakah memperingati satu abad Chairil Anwar hanya identik dengan membacakan sajak beliau seperti Karawang Bekasi, Aku, dan sebagainya? Atau sekedar memajang foto di media sosial mirip dengan gaya Chairil Anwar yang sedang menghisap sebatang rokok?
Riri berkeyakinan bahwa ada sesuatu yang lebih mendasar untuk kita pahami dan resapi tentang sosok Chairil Anwar yang lebih fundamental atau lebih mendasar yang tidak lekang oleh panas dan tidak lapuk oleh hujan, alias semangat yang abadi sepanjang zaman. Untuk itu, ia melakukan kajian pustaka tentang Chairil Anwar serta membahasnya dengan menggunakan pisau analisis growth mindset yang digagas oleh Carol S. Dweck serta konsep masyarakat cerdas atau smart society 5.0 yang sedang berkembang saat ini.
Lomba Baca Puisi Cinta Chairil Anwar yang diselenggarakan oleh Jagat sastra Milenia ini dan didukung oleh Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin ini mendapatkan sambutan yang meriah. Pendaftaran dibuka mulai pukul 9.30 pagi sampai pukul 10.30, namun calon peserta sudah mengantri sejak pukul delapan pagi.
Bahkan peserta pun banyak yang berasal dari luar Jakarta seperti Cirebon, Serang, Bandar Lampung, bahkan Padang Panjang. Kuota memang hanya tersedia untuk 30 peserta, namun karena mempertimbangkan berbagai hal, akhirnya peserta yang ikut serta akhirnya berjumlah 37 orang.
Ketua Panitia Dhe Sundayana Perbangsa mengatakan bahwa lomba ini dilaksanakan untuk menghidupkan kembali spirit puisi-puisi Chairil Anwar di zaman sekarang, dari teks ke suara, lalu menggema dalam jiwa pembacanya, terutama perihal cinta sebagai inti kemanusiaan.
Dewan Juri terdiri dari Sutardji Calzoum Bachri (Presiden Penyair Indonesia), Yahya Andi Saputra (Penyair dan Tokoh Kebudayaan Betawi), Imam Ma’arif (Penyair dan Penggerak Sastra), serta Emi Suy (Penyair, Pengurus Jagat Sastra Milenia, Redaktur SastraMedia).