HAL yang paling mahal dan langka dalam dunia politik adalah: kesetiaan.

Kita sudah menyaksikan, ada banyak kepala daerah dan wakilnya yang tidak harmonis dan kemudian bahkan menjadi lawan politik. Dalam beberapa kasus, barangkali, mereka ada yang langsung “cerai” persis begitu pesta pelantikan usai dilangsungkan.

Ketidakharmonisan yang menggejala pada kepala daerah dan wakilnya ini boleh jadi karena mereka sebenarnya pasangan yang “dikawinpaksakan” oleh partai pengusung masing-masing. Bukan lantaran adanya unsur kedekatan hubungan pribadi, emosional, atau kesamaan cita-cita. Alhasil, sejak awal pertama masa jabatan, mereka sudah saling jalan sendiri-sendiri. Bilapun pada suatu kesempatan tampil bersama dan terlihat harmonis, kiranya tidak lebih hanyalah sekadar agar tidak terlihat begitu kentara keretakan itu di mata masyarakatnya.

Tidak heran kemudian, sang wakil pada pemilihan periode berikutnya mencalonkan diri sebagai kepala daerah atau tetap wakil, namun dengan pasangan yang lain, menantang petahana yang notabene adalah pasangannya sebelumnya.

Begitulah. Lazim sudah kita dengar adigium “Dalam politik tidak ada kawan dan lawan yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan” (entah partai, entah pribadi, entah keluarga).

Tetapi, adigium itu seakan tidak berlaku pada Nadjmi Adhani dan Darmawan Jaya Setiawan, pasangan Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru periode 2015 – 2020. Setidaknya hingga saat ini, hubungan keduanya terlihat selalu harmonis.

Tidak terlalu sulit untuk mengetahui  sebuah hubungan kepala daerah dan wakilnya benar-benar harmonis atau tidak. Di era sekarang ini, ketika hampir semua orang memiliki akun medsos, termasuk kepala daerah, kita  bisa melihat dari postingan-postingan mereka. Ketika mereka cenderung  lebih banyak menampilkan  diri mereka sendiri saja di akun medsosnya, sudah bisa ditebak bahwa ada “problem” dengan pasangannya. Seakan-akan ia hendak menonjolkan dirinya sendiri, dan tidak ingin “tersaingi” sosok pasangannya dalam memimpin sebuah daerah.

Di sinilah pengecualiannya bagi pasangan Nadjmi  Adhani dan Darmawan Jaya. Bila Anda berteman dengan mereka berdua di medsos, maka tak jarang akan kita lihat foto-foto kebersamaan mereka berdua yang tampak akrab dan “mesra”. Entah itu dalam sebuah acara formal, maupun di luar itu.

Beberapa waktu lalu, kita bisa lihat, bagaimana Nadjmi Adhani menampilkan foto dirinya bersama wakilnya dalam sebuah foto yang cukup menarik di facebook. Keduanya dalam pakaian formal dan laung, bersisian, tersenyum, dan saling mendelik. Kental dan terasa sekali keakraban mereka.

Menariknya, foto itu diposting Nadjmi ketika media online pada Rabu (10/ 7/2019) itu ramai memberitakan pendeklarasian pasangan Aditya Mufti Ariffin dan AR Iwansyah bakal maju sebagai calon walikota dan walikota pada Pilwali Banjarbaru 2020. Terlebih, foto dirinya bersama wakilnya itu diberi caption: “Apa yang pian pikirkan klo melihat foto ini?” – – yang secara sadar atau tidak sadar akan membuat kita memberi penilaian terhadap hubungan keduanya yang tampak mesra itu.

Bukti keharmonisan hubungan itu juga bisa terlihat pada unggahan Nadjmi lainnya, yakni ketika Jaya menerima sebuah penghargaan. Di situ Nadjmi menulis: Selamat kepada dangsanak ulun H Darmawan Jaya Setiawan yang malam tadi menerima penghargaan Bhakti Koperasi dan UKM dari Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia.  Pada kata “dangsanak ulun” itu menunjukkan betapa kedekatan hubungan mereka berdua seakan tidak dibatasi oleh status pemimpin dan wakil. Terlebih, keduanya seakan sangat jauh dari kepentingan untuk menonjolkan diri masing –masing untuk alasan politis.

Masih ada banyak lagi postingan  serupa yang menunjukkan keakraban keduanya, yang itu sangat jarang kita temukan pada medsos kepala atau wakil kepala daerah lainnya. Apa kiranya yang membuat keduanya tampak sangat akrab dan harmonis? Barangkali karena memang tidak ada kepentingan atau persaingan secara politis, mengingat saat pilwali lalu keduanya maju melalui jalur perseorangan atau independen. Sehingga hubungan pribadi dan emosional keduanya lebih erat dan kuat.

Kecocokan atau merasa saling cocok ini pula yang membuat keduanya akan kembali maju berpasangan dalam Pilwali Kota Banjarbaru 2020. Hal ini dalam beberapa kesempatan sering diucapkan Nadjmi kepada khalayak, termasuk kepada asyikasyik.com. Dan menjadi bukti bahwa keduanya saling setia – – sebuah kata yang mahal dan langka dalam dunia politik.

Lalu, apa nilai lebih dari pemimpin dan wakil kepala daerah yang harmonis dan saling setia? Bahasa sederhananya saja, andai dua rekan seperti itu menjalankan sebuah bahtera, apa yang akan terjadi? Kita semua tentu bisa menilai sendiri.@