Hampir di setiap momen berpisah apa pun bentuknya pertemuannya, Qomal selalu bilang “terima kasih.” Dan selalu menjadi kalimat menyenangkan. Pertemuan kami yang tidak sedikit dalam beberapa momentum tak lain adalah menilai sikap dan perilaku masing-masing. Saya kira begitu. Sebagaimana saya berusaha menyerap informasi dari Qomal. Meskipun, pengendapan selama 8 bulan belakangan ini belum apa-apa dibandingkan kawan-kawan akrab yang berada di sekelilingnya. Catatan ini random sekali, tapi saya janjikan tetap berada dalam line up yang terhubung.

Siang yang agak gerah setelah kami bertemu dan makan bersama sebagai soft launching produk barunya di Sobat Lama (Soto Babat Lamongan) yakni Masakan Lalapan, saya diajak bersedan untuk sekadar mengikuti aktifitas hari itu. Beberapa pekan lalu.

“Kemana kita, bang!”

“Kemana saja. Jalan-jalan. Ya ikut saja dulu lah!”

Kami bertiga dalam kabin sedan, saya duduk di depan, dan seorang teman di kursi belakang. Persisnya, kami disupirin.

Manajemen Waktu dan Skala Prioritas

Putra Qomaludin Attar Nuriqli membangun kerajaan bisnisnya sendiri dengan nama Restu Guru, sebelas tahun yang lalu Qomal merintisnya di bidang percetakan. Bukan tak terkendala, banyak juga proses jatuh bangun dan hal-hal teknis lain yang jarang diketahui media.

Mulai dari cargo ekspedisi yang membawa sejumlah bahan bakunya terabakar, mengalami kerugian dalam jumlah besar. Sampai ketidaksabarannya untuk membangun lagi cabang usaha yang lain. Bangun lagi, bikin lagi, bangun lagi, bikin lagi. Qomal seperti tumbuh dalam tempaan rasa sakit yang cukup panjang dan memunculkan kekuatan untuk terus bangkit. Lalu membagi lagi, membangun kembali, memberikan manfaat lagi ke orang banyak. Baginya, membangun usaha tak semata-mata untuk menciptakan lapangan kerja, tetapi juga menjadikan jalan/perantara orang-orang yang akan meraih impiannya.

Dan semua “jadi”. Jika boleh melist bidang usaha lain yang ia juga tangani di antaranya photo studio, car wash, pump diesel, dan juga kuliner. Dan gak ada instant. Qomal memanajemen waktunya berapa jam untuk bekerja, berapa jam istirahat, dan berapa jam untuk keluarga. Pun demikian dengan sikap saat ini mengetuai suatu forum saat presentasi, mengambil alih agar tak terlalu membuang waktu, mengambil keputusan, dab berakhir dengan saling menyetujui.

Jika mengikuti sebentar saja bagaimana seorang pengusaha itu bekerja, saya jadi merasa ingin masuk ke dalam kepala orang-orang dan mengetahui apa saja yang ada dalam kepalanya. Persisnya pola pikir, perencanaan, dan ketegasan dalam pengambilan keputusan.

Memperluas Lingkaran Pertemanan

Banyak kawan banyak rejeki. Jargon demikian di masyarakat yang peka dan berkeliaran di sekitar Banjarbaru dan Martapura sudah akrab terdengar. Banyak sekali terpapampang di Baliho miliknya, cat dinding ruang VIP Wadah kawan, dan juga di beberapa media promosi lainnya.

Qomal menjadi Ketua Umum HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Kabupaten Banjar dan membagi pengalaman demi pengalaman dalam forum-forum mahasiswa dan juga pengusaha.

Berada dalam lingkaran pertemanan para pengusaha muda atau pun profesionali dalam bidang masing-masing adalah penataan mindset. Dan ini yang terpenting daripada apa-apa yang terlihat, baik materi, mau pun segala hasil yang telah tercapai.

Hampir di sepanjang jalan handphone Qomal bordering melulu. Dan semua tentang persetujuan, keputusan, dan follow up apa-apa yang telah dijanjikan baik perihal bisnis yang ia jalankan atau pertemuan yang telah terjadwalkan.

“Bertemulah setiap hari dengan orang baru. Minimal 3 orang?” kata Qomal ketika suatu senja. Saya balik pertanyaan, hari ini berapa orang yang telah dia temui. “Saya, hari ini bertemu dengan 30 orang sekaligus!” What? How do you can do that!

“Ya dengan seminar. Menjadi pembicara atau workshop. Dengan itu, kita bisa banyak berbagi, sekaligus menyerap informasi dan tentu saja belajar lagi,” saya sampai gak kepikiran.

Kata Qomal, di masa ia merintis dulu, jarang sekali ada pengusaha yang membagikan pengetahuannya, membagi pengalamannya dalam suatu forum publik. Dan ia menginginkan di era teknologi canggih sekarang semua tentang industri baik barang mau pun jasa, kreatif dan inovasi tersampaikan bagi generasi penerus lainnya.

Demikian pula dengan berdirinya forum #SemangatMuda pada deklarasi 1 Desember 2018 lalu. Mengumpulkan sejumlah profesionalis dan memaparkan/menyatukan mereka dalam satu meja satu forum tentu menjadi kerja yang luar biasa. Dan tak pelak, melalui pertemuan-pertemuan itu lahirlah sejumlah kegiatan sejenis workshop singkat hard skill/soft skill sebagai sarana latihan bagaimana dunia usaha itu berjalan kepada generasi pelajar dan mahasiswa.

Semangat Muda di Hari Ini

Pemberhentian pertama, kami mengunjungi sebuah… sebut saja workshop para mekanik. Beberap pehobi motor custom yang dinamakan dengan Barakat Kuitan. Berkunjung, bersilaturahmi, dan melihat bagaimana seorang mekanik membongkar pasang motor lama bahkan motor baru. Qomal bilang, menggeluti hobi motor dalam skala komunitas bukan sekadar aktivitas bersenang-senang, banyak ilmu yang bisa dipelajari, rekan, mitra kerjasama, dan hubungan yang berlanjut ke ranah bisnis.

Pemberhentian selanjutnya. Kami berkunjung ke toko RC (Remote Controle) di Jl Veteran. Kami sempat nyobain beberapa remote controlenya, dan ini adalah minggu-minggu persiapan jelang RC Adventure di Taman Pintar.

Saya mempertanyakan, mengapa Qomal masih mau menyediakan waktunya untuk semua kegiatan ini. Menjadi sponsor, hadir melihat langsung, padahal Pileg memang sudah berakhir.

“Titik berat semua kegiatan ini adalah konsistensi. Dan juga kebermanfaatan yang bisa dirasakan. Pembenahan struktural baik dari internal mau pun eksternal. Tak ada hal yang menggoyahkan semangat muda sebagai forum atau gerakan sebagai landasan untuk mendukung dan mengamini semua kegiatan kawan-kawan. Saya lebih senang menyerahkan itu semua kepada teman-teman daripada harus memasukkan sendiri ego pribadi di dalamnya,” katanya.

Qomal memang belum memunyai kesempatan duduk di DPRD mewakili suara dan aspirasi para pemilih. Namun langkah begitu panjang terbentang. Pengalaman organisasinya yang tidak sedikit membawanya lagi untuk mencalonkan diri sebagai Ketua HIPMI Provinsi Kalsel.

Restu Guru Promosindo, dan Sikapnya Sebagai Abang Bagi Para Karyawan

Kami membeli dua senjata mainan dengan peluru jeli yang hancur saat kena benturan. Hari itu, seorang karyawan sedang berulang tahun. Kadang saya sampai gak habis pikir mengapa Qomal harus belabelain rayakan dengan cara demikian.

Qomal mengkoordinasikan itu dengan karyawannya yang lain. Seperti agen rahasia yang akan menyergap target sasaran. Waktunya tiba, peluru dimuntahkan, seperti perang, karyawan yang tadi ulangtahun pun gelabakan dan tak ada upaya harus melawan dengan cara apa. Pecahan telur dan tepung mewarnai baju seragamnya. Tapi semua tertawa, bahagia, dan saya kira, sedikit sekali bos/pemimpin yang bisa seakrab itu dengan para karyawannya.

Dalam kesempatan lain saya pernah bertanya bagaimana sikap Qomal dalam ruang lingkup pekerjaan? Dijawabnya, Qomal sudah menjadi sosok abang bagi mereka, banyak sekali hal chemistry yang tak sekadar bos/pemilik dari Restu Guru, tapi sebagai kakak tertua, keluarga, dan tentu saja masih sesuai dengan prosedur tanpa menggangu tupoksi masing-masing di Restu Guru.

Jika sekarang banyak orang bilang Restu Guru itu besar saya kira tak keliru. Percetakan dengan lebih dari 4 cabang di beberapa Kab Kota di Kalsel. Belum lagi jumlah karyawan yang hampir 200 orang. Ditambah media baliho dan bando sebagai penopang produksi yang tentu saja juga menjadi bagian dari promosi usaha.

Handphonenya bordering lagi, kali ini dari rumah, si kakak, anak tertua ingin menonton film di bioskop, film untuk anak-anak. Qomal pikir dari pada sekadar pergi, nonton, kemudian pulang, tidak ada moment panjang yang bisa dinikmati bersama keluarga. Ia memilih untuk bermalam dan berkumpul bersama anak-anak sehingga waktunya penuh untuk menjadi ayah dalam lingkungan keluarga.

“Yang terpenting itu bertanggungjawab. Apa pun yang kamu lakukan, baik bidang usaha, pertemanan, atau pun keluarga. Anything! Bertanggungjawab!” kalimat itu saya ingat betul saat berkunjung pasca hari raya dengan beberapa orang teman.

Konsistensi

Saya bisa jamin ketegasan Qomal dalam mengambil keputusan serta kepercayaan diri menjadi magnet yang terlalu besar, sehingga tak sedikit orang-orang yang berada pada lingkaran tertular energi positif. Pun demikian dengan menjadi Ketua Umum pada HIPMI Kabupaten Banjar.

Menjadi pengusaha seperti membiasakan diri untuk siap menghadapi segala kondisi. Baik tekanan waktu mau pun ketidakpastian dalam bisnis. Orang-orang yang sekarang tampak baik-baik saja bisa jadi telah ditempa oleh rasa sakit yang cukup panjang. Ya, Qomal tentu saja melewati fase-fase tersebut dengan kemampuannya.

Dalam habit itu, Qomal menjadi sosok yang tidak “Cacap-Igut” dalam memulai sesuatu. Apa pun itu, baik usaha atau pun gerakan. Itu juga hal yang pernah dilontarkannya kepada saya.

Saya bertanya lagi kepada Qomal, kok mau-maunya ia membela dan melakukan kelelahan ini semua? Semisal mengayomi para pemuda dengan multi mindset yang beragam sekali, menghubungi kawan-kawan lamanya semasa kuliah, membangun lingkaran baru dengan mitra bahkan orang yang belum dikenal, membuka usaha lagi, mengadakan acara lagi, mendukung kegiatan demi kegiatan lagi yang secara materi, yang banyak sekali menggerogoti kas pribadi.

Qomal answer: “Semua tak lagi tentang bagaimana saya memuaskan hasrat diri. Ini tentang kebermanfaatan terhadap orang banyak. Berbagi. Membenahi diri, baik dari dalam struktur oraganisasi mau pun dari luar, agar lebih baik lagi, agar lebih bermanfaat lagi bagi banyak orang,” pungkasnya.

Mobil terparkir di halaman Percetakan Restu Guru Cabang Banjarbaru. Tembak-tembakan dengan para karyawan telah berakhir. Sebentar lagi Matahari tenggelam, sebelum pulang. Saya mengungkapkan, padahal masih banyak hal yang perlu dituliskan, tapi terlalu sedikit waktu pertemuan demi pertemuan. Kami berpisah.

Di tengah perjalanan pulang, Saya bertemu lagi dengan pengusaha dalam lingkaran yang sama. Sebagaimana yang Qomal sampaikan, mengapa saya tidak duduk sebentar untuk bersilaturahmi, belajar lagi bagaimana menjalin hubungan pertemanan agar tetap “Banyak Kawan Banyak Rejeki”. Seperti yang ia lakukan setiap hari.@

Facebook Comments