HAMPIR dua tahun vakum kegiatan Poetry in Action at Mingguraya akhirnya 17/12/2021 kembali digelar. Giat yang sempat terjeda di musim pandemi ini didukung Wali Kota Banjarbaru, Bapak Aditya Mufti Ariffin. Di sela kesibukannya di luar daerah, Wali Kota Banjarbaru tersebut menyatakan akan mendukung kegiatan Poetry in Action. “Acara yang bagus. Ulun siap mendukung,” jelas Aditya.
Dengan mengusung tema Sejagat Mata Semesta, buku puisi karya Buya Al-Banjari akan menjadi penanda giat rutin bulanan yang sejak Maret 2012 pertama kali digelar. Perayaan berupa peluncuran, diskusi, dan pertunjukan panggung itu juga akan dihadiri Ketua Dewan Kesenian Banjarmasin, Hajriansyah sekaligus yang memantik acara Poetry in Action pukul 20.00 wita- selesai.
Buku Sejagat Mata Semesta ini adalah buku perdana dari Buya Al-Banjari yang diterbitkan oleh Penerbit Media Raya Abadi bekerjasama dengan asyikasyik.com
Buku puisi Buya Al-Banjari yang berisi 101 puisi religi ini telah lama disiapkan penyairnya, namun terkendala banyak hal. “Alhamdulillah akhirnya Pa Kin selaku pimpinan penerbit mau menerbitkan buku Ulun,” ungkap Buya Al-Banjari kepada tim redaksi asyik. Penyair kelahiran 1958 ini, mengaku haru karena bukunya banyak diapresiasi apalagi mendapat tempat pada gelaran Poetry in Action. Berikut puisi yang menjadi judul buku puisinya;
SEJAGAT MATA SEMESTA
Sejagat mata ada di mana mana
Mata apa dan mata siapa
Elang melayang atas padang luas berbatu cadas
Matanya nyalang meranggas lengahnya para unggas
Macan lapar berkeliaran
Matanya menakar segerombolan domba lari ketakutan
Harimau belang Raja Hutan yang garang
Matanya jalang menerjang siapa pun datang menantang
Musang hitam berkuku tajam
Matanya menembus gulita malam membius kaku ayam kelam
Buaya ranah lembah
Matanya beringas ketika membingkas kambing kibas bernasib
naas
berlumur darah merambas
Ular Sanca kobra berbisa
Matanya berbinar ketika memangsa rusa terkapar sia sia
Serigala bercula tiga
Matanya liar melampiaskan sihir air liurnya berbisa di
tubuhtubuh mangsa terkulai tak berdaya
Tikus rakus bertopeng koruptor
Matanya mendelik licik merentas brankas negara yang sengaja
dimanipulator
Naga penyembur api dusta
Matanya ke kanan pikirannya ke kiri suka mengebiri fitnah,
ghibah dan adu domba berbagai cara
Mata kaki mata yang berdaki
Hobi tendang sanasini
Mata sendu mata senang duit
Pandai melilit leher terjepit
Mata sayu mata suka merayu
Korban terbantai di vila vila berbunga layu
Mata memelas mata para anak yatim piatu dan fakir miskin
tergilas
Peradaban modern semakin culas dan ganas
Mata mata intelijen rahasia
Penyidik sindikat kasus berperkara dasamuka
Mata hidung belang
Milik para pemerkosa napsu gila
Mata permata hiasan jemari
Sekadar mempercantik diri
Mata mutiara terindah
Kalung keramat di dada Bunda
Mata Hagi mata indra ke Enam
Kewibawaan Bustan Tujuh terpendam
Mata Hati mata karunia Ilahi
Cermin suci sebening embun dini hari
Mata ada di mana-mana adalah mata semesta
Maha melihat semua aib kita
Banyaklah pada-Nya bersyukur
Banyakkah sudah kita tersungkur?
Sungguh tak ada tempat tersembunyi
Meski dalam hening sendiri
Martapura Kalsel, 10-13 Desember 2020 M/ 25 – 28 Rabi’ul
Akhir 1442 H.
Selamat Buya Al-Banjari atas peluncuran buku puisinya Sejagat Mata Semesta. Semoga puisi terus mengalir di darah Anda. @