SHOPPING TOWN FESTIVAL yang diselenggarakan pada 3-11 Februari 2023 mendapat atensi khusus dari berbagai pihak. Kegiatan yang berlangsung di Lapangan Murdjani itu dinilai cukup vulgar karena ada gelaran tari modern yang dianggap tidak layak dipertontonkan di area terbuka.
Tari modern yang sebelumnya tampil di panggung utama Lapangan Murdjani itu telah terlaksana pada Sabtu (4/2/2023) malam dan belakangan mendapat sorotan dari lembaga keagamaaan. Atas kejadian ini, pihak panitia penyelenggara mengambil tanggung jawab penuh dalam menyampaikan permintaan maaf kepada Pemkot Banjarbaru maupun tokoh-tokoh agama.
PIC (penanggungjawab) acara Kompetisi Tari (Dance Competition), Angga, mengakui adanya kelalaian saat koordinasi di lapangan. Salah satu rangkaian kegiatan dari Shopping Town Festival adalah kegiatan kompetisi menari.
“Kami akui lakukan kelalaian karena ada partisipan yang memakai kostum minim dan menampilkan tarian seperti itu. Ini murni kesalahan kami.” Ucap Angga
Panitia penyelenggara tidak ada memberi arahan teknis terkait kostum dan unsur-unsur larangan sebagaimana event kompetisi sebagaimana layaknya di Indonesia kepada peserta. Biasanya panitia kebanyakan akan memberi atensi; dilarang membawa unsur erotis dan mengandung sara ke atas panggung.
Sehingga, usai kompetisi banyak yang komplain dan menyayangkan kenapa tarian yang cukup erotis itu bisa tampil terbuka di panggung utama. Karena kejadian tersebut dan beredarnya video tayangan yang sudah secara luas dibagikan akhirnya penyelenggara acara mendapat sanksi keras dari Pemerintah Kota Banjarbaru dan teguran dari tokoh-tokoh agama.
Tak sampai di situ, Angga juga bersilaturahmi atas kekhilafan pihaknya dengan mendatangi KH Nursahid Ramli, Ketua MUI Banjarbaru pada Kamis, (9/2/2023). Di sana pihaknya diberi nasehat agar kejaadian serupa tidak lagi terulang.
“Kami sudah mendapat sanksi keras dari Pemkot Banjarbaru untuk menghentikan acara. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Banjarbaru, Pemkot Banjarbaru, Wali Kota Banjarbaru Bapak HM. Aditya Mufti Ariffin, para alim ulama,” tambahnya.
Sebagai informasi, Shopping Town Festival merupakan festival belanja yang bertujuan untuk mendongkrak serta memajukan UMKM lokal di Banjarbaru. Yang mana, event ini telah diikuti oleh lebih dari 125 partisipan.
Event ini bersifat komersil dan tak terikat dengan lembaga manapun termasuk Pemerintah Kota Banjarbaru.
Dalam kegiatan ini pihak penyelenggara menyediakan panggung utama untuk memfasilitasi kreativitas dari berbagai seni, yaitu; seni musik, tari, hingga peragaan busana. Pihak Pemkot Banjarbaru sudah memberikan pengawasan namun hal tak terduga terjadi di luar perkiraan . “Kami ingin mengklarifikasi bahwa event kita bersifat independen, hal di luar prediksi terjadi dan itu murni kelalaian kami,” ucapnya.
Pihak penyelengga acara sudah lapang dada menerima semua konsekuensi. Semoga kejadian ini tidak lagi terjadi dan membawa pelajaran berharga untuk semua pihak.@