KONSEP TRADISI

Malam salikur merupakan perwujudan semangat akulturasi Islam–Jawa yang diwarisi sejak Wali Songo kala berdakwah hingga kini. Tradisi ini berkecambah ke perbagai daerah di nusantara dan berterima, termasuk Kalimantan Selatan wilayah daratan. Beberapa wilayah daratan, pahuluan di banua bila sampai bulan ramadan dan sepertiga terakhir bulan puasa masyarakatnya akan menambah penerangan, menyemarakkan suasana salikur.

Sudah menjadi pengetahuan jamak, tradisi malam 21 telah ada sejak Kerajaan Demak yang kemudian dilanjutkan oleh Kerajaan Pajang, Mataram, dan Kartasura.

21 atau yang dikenal dengan istilah salikur (banjarese) adalah makna awal malam ganjil di sepuluh hari terakhir yang di antaranya merupakan malam lailatul qadr. Aneka kemungkinan peluang bisa di malam 21, 23, 25, 27, atau 29. Konsepsi malam ke-21 Ramadan menjadi istimewa karena di malam itu, Nabi Muhammad turun dari Gua Hira setelah menerima wahyu pertama lewat malaikat Jibril pada 17 Ramadan.

dok: Banjarbaru Dalam Lensa

RELEVANSI FESTIVAL

Perayaan malam 21 di beberapa tempat seperti Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta menjadi sakral, penuh makna. Umat islam dianjurkan untuk lebih banyak beri’tikaf pada malam yang lebih indah dari ribuan bulan.

Relevansi budaya yang dinamis dengan banyak dimensi melahirkan kemungkinan kreatif di tengah keterbatasan.

Sebagaimana tahun-tahun yang berlalu, setiap bulan Ramadan di Banjarbaru selalu ditandai dengan Malam Tanglong di salah satu malamnya dengan sistem kirab yang mengarak dari tempat asal kemudian tawaf ke titik-titik tertentu yang disepakati panitia pelaksana. Namun beberapa tahun terakhir, giat tersebut sudah ditanggalkan.

Untuk memulihkan tradisi dengan kebaruan yang relevan di tengah suasana pandemi covid-19, Pemerintah Kota Banjarbaru dengan mengusung visi kota JUARA (Maju, Agamis, dan sejahtera) mencoba memunculkan inovasi baru yang sesuai dengan situasi mutakhir, adaptasi dengan normal baru.

Konsep dasarnya adalah lomba menghias kampung (RT) dengan tanglong dan lampion selama sepuluh hari, dimulai sejak malam ini hingga jelang malam lebaran se-Kota Banjarbaru. “Mengajak seluruh masyarakat Kota Banjarbaru, mari kita sukseskan Festival Kampung Salikur Kota Banjarbaru yang dilaksanakan dari tanggal 21 sampai tanggal 30 Ramadan 1442 Hijriah,” imbau Wali Kota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin.

KRITERIA PENILAIAN