HARI Tari Dunia (HTD) Kalimantan Selatan ke-9 kembali digelar oleh kolaborasi Disporabudpar Banjarbaru, Pawadahan Nanang Galuh Banjar Banjarbaru, Akademi Bangku Panjang Mingguraya, dan komunitas Excelsior Dance Project Banua (EDP Banua) di depan halaman Mingguraya, Kota Banjarbaru.

Sore itu, belasan anak berpakaian adat dari Paud Terpadu PLN tengah menari diiringi lagu Paris Barantai. Sesaat, melaksanakan foto bersama penari cilik dengan Kadisporabudpar Banjarbaru dan Staf Ahli Wali Kota Banjarbaru, sembari menebar beras kuning dengan ucapan shalawat.

Ratusan orang memadati kawasan Mingguraya. Hingga malam harinya, gemerlap lampu sorot mewarnai sejumlah penari tengah berdiri tegap dan secara bergantian, menampilkan setiap tari khasnya masing-masing.

Supervisor Hari Tari Dunia Kalimantan Selatan, Gita Kinanthi Purnama Azhri menyampaikan bahwa tema yang diusung bertajuk: “9 Jam Dancetoria: Biarkan Takjub Tari Bercerita.”

“Perayaan ini ingin menggambarkan kebersamaan dalam latar tari yang beranekaragam secara kreatif dan kolektif,” ucap Gita Kinanthi.

Menurut Gita, latar belakang berbagai tarian yang berkembang di Kalimantan Selatan memiliki daya takjub, mulai dari tari tradisi, tari kreasi, modern, hingga kontemporer.

Perpaduan tari terlihat, yaitu tari tradisi, dance dan sebagainya, mewujudkan sebagaimana keragaman budaya tradisional dan modern.

Dengan itu, sosok Akademisi STKIP PGRI Banjarmasin ini mengatakan bahwa kolaborasi antar komunitas akan menampilkan ragam tari khasnya tersendiri dalam menghibur warga Kota Idaman. Seperti halnya tarian adat khas Dayak dan Papua menampilkan pertunjukkan dengan atributnya, berupa mandau, tiupan api dan lainnya.

Gita MENYEBUT, sebanyak 250 penari dalam 41 karya tari mulai pukul 15.30 hingga 24.00 WITA bakal menghibur para penonton di Banjarbaru.

“Moga, ke depannya dapat kita rayakan lebih meriah lagi,” ungkap Gita, penerima Hibah Cipta Perempuan Yayasan Kelola (2016) itu.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar), Ahmad Yani Makkie ingin memperbanyak event kesenian di Banjarbaru demi memperkuat status ibukota, serta menunjang ekonomi kreatif.

Ke depannya, dia juga menjanjikan bahwa HTD 2024 nanti bakal digelar selama 12 jam secara bergantian dengan komunitas tari.

Staf Ahli Walikota, Lesa Fahriana mengatakan pihaknya akan terus dan selalu mendukung seluruh aktivitas seni budaya yang ada di Kota Banjarbaru.

Kini, dia ingin mengembangkan dalam inovasi keseniannya, sehingga event seni yang digelar akan lebih baik dan kian maju lagi di ibukota Kalimantan Selatan.

“Hal itu, guna mendongkrak ekonomi kreatif agar pengunjung atau wisatawan di Kota Banjarbaru berdatangan ke sini,” tandasnya.@

Editor: Hudan Nur