HARI Raya Seni Rupa Kalsel. Ya, mengapa tidak? Geliat dan semangat para pelukis Kalsel dua tahun belakangan dalam berkegiatan, utamanya berpameran, patut terus dijaga.

Nah, salah satu upaya itu yakni dengan menggebyarkan kegiatan seni rupa di Kalsel, yang disebut sebagai Hari Raya Seni Rupa.
Hal itu tercetus dalam diskusi Kalsel Art Maps yang digelar di kafe Rumah Oettara, Jl Junjung Buih, Banjarbaru, Sabtu (28/5/2023) malam. Hadir sebagai pembicara: Hajriansyah (pelukis, Ketua Dewan Kesenian Banjarmasin), Anang Muslim (pelukis, Ketua Ikatan Pelukis Kalimantan Selatan), serta Badri yang juga pelukis sebagai moderator.

Diikuti sejumlah seniman lukis dan penyuka seni, di antaranya Melati, Praja, Sainul Hermawan, Akbar, Andaru, dan Sandi Firly, diskusi berlangsung dialogis. Para pembicara menawarkan gagasan untuk menggelar kegiatan yang diberi nama Kalsel Art Maps.

“Gagasan ini sudah pernah dibicarakan di sela acara pameran lukisan Badri berapa bulan lalu. Kalsel Art Maps semacam perayaan atau Hari Raya Seni Rupa,” ujar Hajri.

Lebih lanjut dikatakan, Kalsel Art Maps ini direncanakan digelar sepanjang bulan Juni-Juli 2023. Mengapa Juni? Hajri menyebut karena Juni merupakan bulan lahir pelopor seni rupa modern Kalsel, Gusti Sholihin.

Gusti Sholihin lahir di Kuala Kapuas pada tanggal 7 Juni 1925, namun ada juga data yang menyebutkan lahir 5 Juni 1925. Ayahnya bernama Gusti Hasan, bekerja sebagai Kepala Sekolah Rakyat di Banjarmasin.

Sholihin salah satu perintis pertama Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI). Bersama pelukis Affandi dan Kusnadi, karyanya pernah ditampilkan di Sao Paulo, Brazil, Belanda, Paris, dan New Delhi tahun 1953.

Sholihin wafat pada usia 35 tahun, tepatnya 15 Februari 1961 di Denpasar. Sempat dimakamkan di Pekuburan Muslimin Kampung Jawa, Denpasar, namun atas permintaan pihak keluarga dan difasilitasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, pada 7 Januari 1993 jasad Sholihin dipindahkan ke Makam Bahagia di samping Makam Pahlawan Bumi Kencana, Landasan Ulin, Banjarbaru, melalui tim khusus atas perintah Gubernur Hasan Aman kala itu.

“Jadi, kiranya tepat bila Juni-Juli kita gelar Hari Raya Seni Rupa berdasarkan kelahiran Sholihin,” sebut Hajri.

Sebagai tanda dibukanya acara ini, akan diadakan pertemuan kembali pada 5 Juni dilanjutkan dengan ziarah ke makam Sholihin, serta mengunjungi Museum Lambung Mangkurat untuk melihat koleksi karya lukis Sholihin. Diperkirakan ada 40 lukisan Sholihin tersimpan di sana, dan 20-an karyanya dipajang.

Mengenai teknis kegiatan Kalsel Art Maps pada Juni-Juli, Hajri mengatakan bahwa semua pelukis di Kalsel diharapkan melakukan perayaan seni rupa dengan menggelar pameran.

“Pameran bisa di mana saja, sendiri, berdua, atau berkelompok. Tempatnya pun bebas. Bisa di rumah sendiri. Yang penting ada ruang, karya, dan bisa dikunjungi,” ujar Hajri yang baru saja berpameran di Bali ini.

Facebook Comments