Sore itu, Yulita Intan Sari berkeliling Banjarbaru sembari live dengan Ananda Rizky Pratama, suaminya. Menyapa para fans dan anak-anak onlinenya di instagram. Langit memang sedang cerah, namun jalanan agak basah. Tersebab hujan menyapa malu. Dengan SUV putih keduanya tiba halaman gedung berlantai 2 sebagai office dari 9 Organizer. Lita alias Mama Lita alias Mamita menyelesaikan siaran langsungnya di IG.
Setelah masuk ke dalam ruangan, Nanda, sang suami begitu akrab disapa terkejut, kolam ikan Koi yang berada persis di tengah ruang kantor keruh. Secara, libur lebaran para karyawan belum usai. Tidak ada yang mengawasi dengan intens. Sontak, ia melakukan pengurasan air.
Dari luar, terdengar lagi mobil terparkir. Seorang laki-laki datang dan menyapa Nanda.
“Eh, Nda. Masuk lah!”
***
Oke fine, sekarang ada dua orang laki-laki yang disapa dengan nama yang sama, ya gaes! Sebut saja Double Nanda. Seandainya ada lembaga iseng yang bikin list para “Ananda Putra-Putri Terbaik Bangsa,” mungkin kami berdua masuk di listnya. Sisanya, Ketua DPRD Kota Banjarmasin, artis, penyanyi, dan pembalap, (Anjiir kepedean banget anjaaay).
Lita duduk di sofa ruang tengah kantor sembari masih menyapa para followernya yang sekarang telah ratusan ribu. Hal pertama yang saya tanyakan kepada Lita saat berhadapan adalah: Bagaimana rasanya punya banyak haters? Mereka berdua berhadapan, lalu tertawa sedikit saja. Faktanya, popularitas yang menanjak sebagaimana yang dialami mereka sekarang tak bisa lepas dari haters.
“Wahini sudah kada lagi, dah. Diawal-awal emang iya. Sekarang, ada haters yang ketahuan komen aja langsung dibully sama anak onlinenya mama Lita!”
Selesai tahapan Gallery Master Chef Indonesia Sesion 5 dan menjadi Top 4 dalam kontes itu merupakan prestasi yang luar biasa, Cuy! Baik Lita secara pribadi, keluarga, bahkan Banjarbaru dan Kalimantan Selatan yang tidak bisa dipandang sebelah mata dalam program ajang pencarian bakat yang kerap dilaksanakan di tv-tv swasta Nasional.
Lita menjadi sosok “Mama” yang baik di gallery Master Chef Indonesia. Lita tak pernah tahu bagaimana nantinya, ke depannya mesti gimana, jadi apa, apa lagi. Yang jelas, semua dihadapi sebagaimana mestinya. Dimulai dari masa-masa seleksi MCI hingga program tersebut berakhir sudah. Lita bercerita, ada yang bertanya ke dia bagaimana strategi, persiapan, atau teknik menghadapai para kontestan lainnya di MCI. “Dan saya emang gak punya strategi apa-apa. Lita apa adanya aja udah yang penting tetap jalan dan melakukan yang terbaik!”
Sekarang, boleh ya kalau saya bilang Lita punya fans garis keras. Dan beruntungnya, para penggemar yang merindukan celetukan lucu Lita, kekonyolan nyablaknya, refleksitas komunikasi, dan yang paling khas dari seorang entertainer adalah karakternya, kini semua bisa akses dan nonton akun youtube official Lita. Naiisee, kan!
Perihal dunia permasakan yang digelutinya sekarang bukanlah hal yang baru ditemui. Kata Lita, masak sebenarnya bukan urusan hobi, tapi sudah kewajiban sebagai ibu rumah tangga. Masak untuk keperluan seperti biasa masyarakat Banjar mengawah, untuk selametan, baarwahan, nikahan, dalam jumlah cukup untuk 80-100 orang adalah hal yang sutil saja.
“Dari umuran SMP kalo gak salah sudah suka yang namanya masak. Justru lebih banyak belajar dari Acil. Ketuju melihat resep-resep masakan. Atau berkunjung ke rumah makan-rumah makan,”
Dan Lita berusaha seperti menemukan resepnya sendiri. Bereksperimen. Bahan ini dicampur itu dibuat sendiri dan hasilnya enak. Secara naluri pun, ketika dihidangkan sebuah masakan dan dicipi, Lita bisa membayangkan bagaimana makanan itu berproses, bahan-bahan apa yang dicampurkan, dan mengira-ngira berapa takarannya. Emak-emak banget, gak sih!
“Emang udah dari dulu suka bikin sesuatu masakan. Tapi, khasnya Lita ya itu makanan rumahan. Sampai bikin kue juga. Beberapa tahun juga ngerjain wadai ulang tahun yang behias-hias. Orang belum rami, aku udah bikin. Maksudnya langsung jadi hits, kaitu,”
Termasuk juga beberapa jenis kue yang awalnya booming di luar Kalimantan ia bikin sendiri kemudian ramai yang lain juga membuatnya. Dan lagi, tak soal masakan, Lita juga mengerjakan dekorasi tasmiyahan.
“Intinya waktu aku memulai itu tak seramai di era sekarang, sih. Sebutannya party planer. Dulu jarang sekali. Sekarang ya, sudah banting-bantingan harga.”
Sepanjang Karantina MCI
Dalam galery MCI, di luar urusan bulu mata copot yang mengundang tawa, soal skill masakan rumahan, Lita memang ratunya. Sampai-sampai ada yang nyeletuk kalau kontestan lain ikut-ikutan bikin masakan khas rumahan auto pulang.
“Sampai dibilangin sama kawan-kawan, jangan sampai ada yang ikut-ikutan masakan rumahan di galery MCI, otomatis langsung out,” ungkap Lita sembari tertawa menutupi gigi rapinya.
Sepanjang kontes, Lita tidak terlalu banyak mikir strategi atau teori. Yang penting simple, khas makanan tudung saji. Iya pun memimpikan, kelak akan kalau memang sampai waktunya bikin rumah makan Tudung Saji.
“Bikin intalu dadar waktu chalange yang berbahan fresh dan kemasan kaleng. Saya bikinnya tumis, kornet, mihun, telur dadar, pokoknya sekreatif-kreatifnya emak-emak kalau masak. The power of kepepet. Juri mau menghina-hina masakan saya, se-Indonesia yang bela-belain. Emang kenapa kalau bikin dadar, yang penting kan enak. Dan betul-betul masakan Indonesia,”
Drama Bulu Mata
Kini Lita punya fans luas sekali bahkan sampai ke negeri seberang. Adegan bulu matanya yang copot bahkan mengagetkan saya ketika melintas di Line Today. Hampir sepanjang program MCI, video-video Lita trending di yutub.
“Sampai ada yang bilang bulu mata itu gimmick lah, setingan lah. Padahal, emang udah kejadiannya aja begitu. Semua terjadi di luar kuasa ulun,” ujarnya. Saya ingat betul adegan tersebut, yang tadinya harus sedih jadi lucu. Sampai 3 juri menahan tawa tapi gak mampu.
Galery MCI penuh dengan tekanan. Kata Lita, sedikit aja mental melemah, semakin ditekan oleh keadaan dan juri. “Kalau kelakuan aku gak ada yang disetting-setting, sama aja kaya kita biasa bekawanan di sini pang,” katanya.
Dalam karantina, kerinduan terhadap keluarga menjadi penyemangat saat-saat mumet. Lama tidak bertemu keluarga, pikiran terfokus untuk selamat dari setiap tantangan. “Makanya kita berusaha fresh berkomunikasi agar tetap terhibur. Biar gak stress berlebihan. Kalau ada yang mulai ciut, atau sedikit manja, makin ditekan juri.”
Saat ini Lita masih ada kontrak dengan RCTI. Artinya, belum bebas berlalu-lalang di stasiun tv swasta yang lain. Tapi, untuk kalian yang memang merindukan Lita, kini youtube officialnya sudah rilis, kok. Pekan ini juga, lita akan melaunching produk hijabnya. Dan kelak, Lita juga memimpikan, bercita-cita, berbisnis rumah makan. “Itu impian yang pasti. Mau bikin restoran atau rumah makan. Tapi yang paling dekat ini launching produk hijab,” pungkasnya.
***
Hari sudah malam, kolam ikan Koi yang tadi dikuras kini sudah terisi setengahnya. Penulis itu pikir, mereka berdua pasti punya agenda lain. Ia Segera berpamitan untuk menemui beberapa orang lagi yang siapa tahu, bisa mengisipirasi, yang kisahnya bermanfaat untuk kehidupan yang lebih baik. Tetap semangat, dan salam asyik. @