BERJALAN sembari dipayungi, aktor Andi Arsyil Rahman Putra menghadiri acara Meet and Greet yang digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan, yang terlihat sejumlah peserta nampak histeris di Aula Dispersip, J. A. Yani KM 6, Kota Banjarmasin.
Di depan pintu, Kepala Dispersip Provinsi Kalimantan Selatan, Nurliani Dardie atau disapa Bunda Nunung ini menyambut sosok pemeran sinetron Tukang Bubur Naik Haji itu dengan mengalungkan kain Sasirangan berwarna biru dengan motif Hiris Gagatas tersebut.
Detik-detik sebelum kedatangannya itu dijaga oleh pengaman tim Dispersip, terlihat Andi Arsyil bergerak ke samping untuk diwawancarai secara dorstop bersama Bunda Nunung di halaman Aula Dispersip.
Selama tiba di Banjarmasin, Andi Arsyil pun mengaku masih takjub dengan melihat ornamen tradisional khas Rumah Banjar Bubungan Tinggi (Rumah Cacak Burung) yang berdiri, tepatnya di samping kanan gerbang masuk Kota Seribu Sungai tersebut.
“Sebenarnya Bunda Nunung ini sudah mengundang saya sejak 2019. Namun, karena kondisi pandemi Covid-19 maka ditunda hingga tiga tahun maka baru bisa datang ke sini,” ucap Andi Arsyil kepada Asyikasyik, Rabu (7/6/2023) pagi.
Dalam kesempatan itu, Andi Arsyil menyenangi kawasan yang etnik sehingga ia terpesona dengan bangunan Dispersip Kalsel. Dia menyatakan selama di gedung itu telah berkeliling untuk melihat sejumlah fasilitas yang sangat memadai, bahkan maju dalam teknologinya.
“Saya lihat dari depan ada fasilitas untuk anak-anak, gedung disabilitas, hingga gedung teater. Ini keren banget sih, saya betah tadi melihatnya. Mengingatkan saya kembali pada masa dahulu,” ungkap dia, mengenang.
Bahkan, Andi Arsyil melihat fasilitas berupa mobil dan trail yang sederet itu terparkir dengan rapi disamping gedung. Lantas, menurutnya mobilisasi Dispersip Kalsel untuk membumikan literasi tidak main-main di daerahnya.
“Kemudian, ada gedung Disabilitas itu. Saya menyebutnya adalah memanusiakan manusia dan sehingga, sangat wajar Dispersip Kalsel mendapatkan rangking nomor 1 berturut-turut selama dua tahun terkait Indeks Pembangunan Literasi (IPL) terbaik,” ungkap Andi Arsyil, tersenyum.
Andi Arsyil, Dekat Dunia Literasi Sejak Kecil
Kepada awak media, Andi Arsyil mengakui bahwa dirinya besar dari kalangan keluarga yang ‘berada’ dalam artian berkecukupan dari segi pendidikan. Sejak kecil, dia telah dicekoki dengan buku-buku dan rutinitas bermain lainnya, lalu perannya jadi aktor pun hingga sukses menjadi sekarang berkat dunia literasi.
“Saya dengar dari Bunda Nunung bahwa anak-anak harus diajarkan literasi sejak dini, dan kehidupan sekitar yang menyenangkan. Dengan fasilitas itu, sehingga generasi ke depan yang cemerlang. Saya setuju itu,” ujarnya.
Menurut Andi Arsyil, generasi sekarang bukan rendah minat bacanya karena kesehariannya, yaitu akrab membaca sosial media (sosmed). Lantas, dia menyebut kondisi literasi Indonesia saat ini yang perlu dibenahi adalah daya baca.
Penulis buku Life Is Miracle itu memandang, tak semua orang dapat bertahan lama dengan bahan bacaan buku.
Jangankan buku-buku dengan ukuran tebal, baginya satu buku saja pun orang-orang sudah tak betah, bahkan cenderung ngantuk.
“Jadi yang kurang adalah daya baca kita. Bagaimana caranya? Melatihnya secara bertahap, nanti akan terbiasa dan menjadi suka,” tutur Andi Arsil, pria kelahiran 1987.
Kemudian, Andi Arsyil bercerita bahwa karangan dari karya-karyanya itu mampu memberi semangat hidup seseorang. Sebagian penggemarnya, dia mengatakan telah berkisah bahwa tulisan itu mampu mengubah hidupnya, mulanya terpuruk hingga bangkit lagi.
“Jangan remehkan tulisan, setiap yang kita tulis akan bermakna bagi seseorang. Dan saya pun mendengarnya haru, karena ia sempat putus asa dengan hidupnya mau mengakhiri diri. Dengan buku, mampu mengubah hidup seseorang,” ucap lelaki pemeran Ketika Cinta Bertasbih itu.
Selama bekerja di dunia entertaintmen, Andi Arsyil selalu menyempatkan untuk menulis, walau cuma lima menit dan menghasilkan beberapa paragraf. Apa saja pengalaman maupun yang terlintas dimata seseorang, menurutnya dapat kita karang dengan cerita yang menarik untuk ditulis.
ANDI ARSYIL TELAH MELAHIRKAN TIGA BUKU
Selama ini, Andi Arsyil telah menerbitkan sebuah buku berjudul yaitu Life Is Miracle: Menangkap Pesan Luar Biasa Dari Setiap Keping Kejadian (2010), EURECLE! Anda dan Setiap Manusia Adalah Keajaiban (2011) dan HOPE (2012).
“Kegiatan ini sudah lama sekali kita tunggu-tunggu, akhirnya adinda Andi Arsyil dapat berhadir di Banjarmasin. Sebelumnya bulan April 2021 lalu, kita pernah mengadakan Meet and Greet lewat zoom saja,” ungkap Nunung.
Dalam sambutan, Nunung bersyukur dapat menggelar acara ini secara langsung, sehingga para penggemar dapat bertatap langsung dengan Andi Arsyil Rahman. Dia menyebut bahwa aktor tampan ini telah melihat banyak fasilitas Dispersip Kalsel yang lengkap.
“Adinda Andi Arsyil, apabila ada kekurangan. Mohon saran dan masukkannya,” ujarnya.
Adapun, Bunda menyampaikan sebanyak 150 peserta yang mendaftar pada Meet and Greet bersama Andi Arsyil Rahman. Berbagai daerah yang datang, mulai dari Banjarbaru, Batola, Tapin, HST, Balangan, Tabalong, hingga dari Jawa bahkan Hongkong yang mengikuti melalui streaming Youtube: Dispersip Kalimantan Selatan.
“Hal ini untuk meningkatkan minat baca dalam mendorong dunia literasi di Banua. Dengan mendatangkan penulis dari berbagai latar belakang, mulai artis, pengusaha, pejabat, mahasiswa hingga golongan lain pun, demi mempromosikan semangat membaca,” tandasnya.