Wien Muldian dan Kanti W. Janis berhasil membuat spot alternatif berkelas dengan suguhan puluhan ribu koleksi bacaan bermutu lewat Perpustakaan Publik BACA DI TEBET (BDT) yang beralamat di Jl. Tebet Barat Dalam Raya No.29, Tebet Barat, Jakarta Selatan.
Tidak berlebihan rasanya menyematkan takzim sekaligus terima kasih kepada Wien dan Kanti karena telah menyuguhkan akses literasi sekaligus ruang temu yang berkelas di tengah hiruk-pikuk Jakarta dengan segudang kepongahannya. BDT dalam kurun waktu yang relatif pendek, sejak resmi dibuka 3 tahun lalu terus menjadi titik berkelas untuk meningkatkan kapasitas diri lewat banyak pertemuan.
Selain itu, keduanya juga dedengkot Serikat Penulis Alinea, sebuah organisasi profesi para penulis Indonesia. Dan BDT menjadi salah satu spot Alinea bergiat seputar pelatihan, sarasehan, kumpul-tatap, dan sebagainya. Belum lama tadi Alinea menggelar acara spesial bertajuk “Q&A Bersama Dee Lestari”. Acara yang menjadi bagian dari Seri Kelas Alinea tersebut pada Minggu (08/09/2024).
(Dari kiri ke kanan) dr. Amaranila Lalita Drijono, Hudan Nur, Dee Lestari, dan Kanti W. Janis
Swafoto sebagian peserta bareng Dee Lestari di Ruang Roy BB Janis, Baca Di Tebet
Di kesempatan ini peserta yang hadir dipersiapkan untuk langsung melakukan sesi tanya jawab dengan Dee Lestari, penulis yang dikenal melalui Supernova. Sebelum mulai, Reza Mahdi, pustakawan BDT menyambutnya dengan piano dan bersama-sama melantunkan lagu Perahu Kertas.
“Kita mulai pertemuan kali ini dengan pertanyaan Anda,” ujar Dee saat memulai sesi, disambut antusias pertanyaan dari peserta.
Selama lebih dari dua jam, diskusi santai pun berlangsung dan Dee Lestari berbagi pengalaman di dunia penulisan kreatif, menjawab pertanyaan seputar dunia kepenulisan, proses kreatif, serta memberikan tips menulis terkait teknis dan non-teknis, seperti faktor X, manajemen waktu, dan disiplin diri.
Bagi Dee Lestari, “Faktor X dalam menulis adalah unsur keberuntungan atau ‘hoki’ yang juga dialaminya. Dan hoki, memainkan peran besar dalam membuat tulisan agar terasa lebih personal dan memiliki karakter yang kuat.”
Kehadiran Dee sebagai narasumber di BDT adalah kunjungan perdananya, dan dirinya sangat terkesan. Demikian juga seluruh peserta yang baru pertama datang ke BDT berkomentar senada.
BDT selalu konsisten menjadi ruang alternatif, sebagai wadah diskusi-diskusi berdaging yang memantik gerakan progresif dan persisten memperjuangan aksi-aksi sosial. Ah… sekali lagi terima kasih Wien dan Kanti telah membuat Baca Di Tebet untuk Indonesia.@
Suasana Spot Ruang Pikir, Ruang Rapat, dan Ruang Utama Roy BB Janis di BDT