NAMANYA Abul-Hasan Ali bin Nafi. Tapi karena suaranya yang merdu dan kulitnya yang hitam, ia dipanggil Ziryab, Si Burung Hitam. Ia merevolusi musik abad pertengahan, mode, gaya rambut, interior, perabot makan, cara menikmati makanan. Ia memperkenalkan norma baru dalam bersosialisasi sekaligus bersantai dan mengubah gaya hidup zamannya.
Dalam Mu’jam al-Syu’arâ’ min al-‘Ashr al-Jâhilî hatta Sannah dikatakan bahwa Ziryab adalah seorang mawâli (budak) milik Khalifah al-Mahdi (744/755-785 M) dari Daulah Abbasiyyah. Ia seorang polimatik—orang yang menguasai banyak bidang pengetahuan. Ziryab murid paling menonjol dari komposer besar Baghdad, Ishaq al-Mawsili yang sangat dihormati Khalifah Abbasiyah Harun Al-Rashid. Bakat dan keunggulannya dalam bermusik bahkan melampaui gurunya.
Pada 813, beberapa saat setelah kematian Khalifah al-Amin, Ziryab melakukan perjalanan pertamanya menuju Syam (Suriah) kemudian Ifriqiyya (Tunisia) dan tinggal di istana penguasa Aghlabid, Zy at-Allah (816–837). Tahun 822, lantaran berselisih dengan Ziy at-Allah, ia memutuskan pergi ke Cordoba. Kedatangannya disambut gembira oleh Khalifah Abdurrahman ll. Fasilitas yang berlimpah dan kebebasan penuh dalam berkarya diberikan Abdurrahman kepadanya. Dengan segenap energi dan kreativitas serta kemampuan intelektual yang dimilikinya, Ziryab mulai bekerja dan membuat terobosan-terobosan baru. Memperkenalkan standar keunggulan di berbagai bidang seni dan pergaulan sosial, menetapkan norma-norma baru dalam sopan santun yang elegan.
Pada musik, Ziryab memperkenalkan ‘ud (kecapi) yang kemudian berkembang menjadi gitar Spanyol.
Pengetahuannya yang luas akan lagu, nada, dan tarian penuh gairah dari Persia dan Mesopotamia ia padukan dengan unsur-unsur gipsi hingga melahirkan apa yang hari ini kita kenal sebagai Flamenco Spanyol. Ia menambahkan senar bass kelima pada ‘ud dan mengganti plektum kayu untuk pena elang. Dan yang monumental, Ziryab merekonstruksi teori musik, membebaskan parameter metrik dan ritme, serta melakukan inovasi-inovasi dalam ekspresi.
Ziryab diketahui menyusun repertoar dengan 24 nawbaat, yakni gabungan dari potongan-potongan vokal dan instrumental yang diorganisir dalam sembilan langkah, di mana setiap langkahnya memiliki irama sendiri. Ia bahkan hafal sepuluh ribu lirik lagu dan melodi. Beberapa di antaranya merupakan karya Ptolemy dari Alexandria, selain tentu lagu-lagunya sendiri yang tak terhitung jumlahnya. Dengan kemurahan hati khalifah ia dirikan konservatori musik pertama di dunia yang mencakup harmoni dan komposisi dan berkembang lebih jauh di abad-abad berikutnya.
Filolog dan musikolog Spanyol Julian Ribera mengatakan bahwa “counterpoint” dan “polifoni,” pertama kali dikembangkan di Konservatori Cordoba sekitar 1000 M. Prestasi dan kontribusi Ziryab di Andalusia itu mendorong Ribera untuk menahbiskan Ziryab sebagai peletak dasar seni musik Spanyol sekaligus tokoh utama di balik penetrasi musik Arab di Spanyol.
Untuk menggambarkan pengaruh Ziryab dalam dunia musik, John Gill dalam bukunya Andalucia: A Cultural History menuliskan satu bab khusus untuk membahasnya. Bab itu diberi judul Blackbird of Baghdad: Ali Ibn-Nafi’ and The Invention of Rock’N’Roll.
Dalam 1001 Invention: Muslim Heritage in Our World, al-Hassani, Woodcok dan Sound (2004) dikatakan, Ziryab memberi pengaruh yang kuat pada mode dengan membawa gaya Timur Tengah ke Andalusia, termasuk gaya pakaian modern baik untuk busana sehari-hari maupun yang sesuai dengan musim.
Pada musim dingin ia ciptakan kostum dengan warna-warna gelap dari bahan katun atau wol hangat, dan pada musim panas dari bahan yang ringan dan dingin dari katun, sutra dan rami dengan warna-warna cerah. Warna-warna cerah itu ia datangkan dari Fez yang pada masanya memang terkenal dengan penyamakan kulit dan pewarna. Sedangkan untuk pakaian harian, Ziryab menyarankan pakaian yang berbeda untuk pagi, siang, dan malam. Sehubungan dengan ini, sejarawan Prancis Henry Terrace menulis: ”Ziryab memperkenalkan gaun musim dingin dan musim panas, mengatur dengan tepat tanggal kapan setiap mode akan dikenakan, menambahkan gaun setengah musim untuk interval antar musim. Lewat Ziryab, gaun mewah dari Timur diperkenalkan di Spanyol, dan di bawah pengaruhnya sebuah industri fesyen yang memproduksi kain bergaris didirikan di Maroko.”
Tak cukup sampai di situ. Ziryab membuka salon dan sekolah tata rias di dekat Alcázar di mana ia memperkenalkan gaya rambut pendek dengan poni di dahi dan telinga terbuka, parfum, dan mengajarkan cara pembentukan alis serta penggunaan obat penghilang bulu di tubuh. Ziryab juga dikenal membuat pasta gigi dan deodoran dan merevolusi makanan. Ia memperbaharui makanan lokal dengan memperkenalkan buah dan sayur-sayuran seperti asparagus yang sebelumnya tidak pernah dikenal di Cordova. Tiga sajian dalam jamuan makan (hidangan pembuka, hidangan utama, dan hidangan penutup) dan mengganti penggunaan logam untuk wadah minum dengan kristal, berasal darinya. Terkait inovasi kuliner legendaris Ziryab, ada sebuah buku karya Faruk Mardam-Bey berjudul La cuisine de Ziryab (dalam edisi Prancis, Inggris, dan Spanyol).
Nama Ziryab muncul di Oxford Companion to Food karya Alan Davidson. Ree Hans, dalam The Human Comedy of Chess bahkan mengatakan Ziryab lah yang membawa permainan catur dan polo ke Andalusia. Prestasi Ziryab sungguh mengagumkan.