JEF Banjar mengisi kegiatan Seminar Recording Musik yang digelar oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM dalam rangka ULM P’ART FEST 2024 di Gedung Serbaguna ULM, Kota Banjarmasin, pada Sabtu (6/1/2024).
Pendiri JEF Banjar, Jefry Albari Tribowo membagi tiga aspek dalam menyampaikan materi seminar, yaitu cara membuat lagu step by step, teknik rekaman dari 0, dan mengaransemen musik. Lewat seminar ini, dia memberikan banyak tips bermusik dan bagaimana trik atau langkah-langkah yang mudah dalam menciptakan lagu.
“Terus juga tadi disampaikan bahwa mindset yang harus kita miliki adalah kepercayaan diri dalam bermusik. Pastinya, saya tekankan bahwa musik dari Kalimantan Selatan tak jauh kalah dari luar sana,” ucap Jefry kepada Asyikasyik, pada Sabtu (6/1/2023) siang.
Jefry mengaku, peserta nampak menyimak dari berbagai materi yang disampaikannya dalam seminar, yaitu mengajarkan bermusik tanpa harus menggunakan instrumen. Dia menyebut kemajuan musik kini mulai berkembang, maka dengan keybord dan komputer saja sudah cukup dilakukan oleh musisi.
“Kita ajarkan dalam penggunaan-penggunaan teknologi dalam bermusik. Lewat komputer, kita sudah dapat menciptakan lagu,” ujarnya.
Terkait generasi muda yang populerkan lagu Banjar, Jefry melihat ditingkat kampus sudah mulai banyak ketimbang di sekolah-sekolah. Menurutnya, perlu didorong lagi agar mengenalkan lagu Banjar yang modern ditengah zaman sekarang.
“Kalau di kampus itu sudah banyak yang mengcover lagu Banjar kita, dan kalau sekolah mungkin belum terlihat ya.”
Kepada peserta seminar, Benn Irwansyah (Gitaris JEF Banjar) menjelaskan yang harus diperhatikan oleh musisi muda adalah tema lagu yang ingin diciptakan. Dari sana, menurutnya dapat mudah para musisi untuk mengeksplornya menjadi lagu. “Tema dan nada awal dulu yang kita cari,” terang dia.
Kemudian, Benn mengajarkan bahwa inspirasi lagu-lagunya datang dari keseharian yang sederhana. Sesaat melakukan sesuatu, dia kerap mendapatkan inspirasi sekejap maka langsung direkamkan saja.
Nada irama lagu Saranjana, Benn bercerita saat dirinya membuang sampah di dekat rumahnya. Tiba-tiba saja, dia menemukan inspirasi lagu itu dengan irama yang harus dikembangkannya kemudian.
“Baru, kita rekam Demonya. Sampai finishing, lagu-lagu Banjar pun tercipta secara spontan dan mahal itu,” ungkap Benn, tersenyum.
Di kalangan muda, Benn turut berkomentar bahwa sebenarnya kini mulai melek terhadap lagu Banjar. Namun sebagai pencipta, dia melihat belum ada karena sebagian musisi muda hanya melakukan cover lagu Banjar miliknya saja.
“Belum sampai ke ranah menciptakan lagu Banjar, jadi pelakunya belum banyak. Ada saja, tetapi sedikit,” ungkap Benn.
Benn ingin industri musik dari lagu Banjar dapat dikenal oleh berbagai latar belakang masyarakat. Sehingga, dia mendorong pelaku seni di generasi sekarang dapat menghidupkan kembali lagu-lagu khas Banjar, baik klasik maupun modern.
“Kita majukan lagu khas Banjar di kancah Nasional,” harap dia.
ULM P’ART FEST 2024 mengusung tema “Berirama Bersama Mengalirkan Seni Yang Harmoni”. Lagu yang diperlombakan peserta festival band tingkat SMA/Sederajat se-kalimantan ini adalah lagu-lagu Jef Banjar yang merupakan band asal Banua.
Acara ini berhasil diikuti sebanyak 11 peserta yang rata-rata berasal dari Provinsi Kalimantan Selatan. Di antaranya: SMANPAT BAND (SMAN 4 Banjarmasin), SIXTYSEVEN (SMAN 7 Banjarmasin), TRIAL BAND (SMAN 2 Banjarmasin), VECTOR (SMAN 1 Banjarmasin), THE YOUNG (SMAN 1 Pelaihari), STIK BAND (SMAN 7 Banjarmasin), ROMEO BAND (SMKN 4 Banjarmasin), THE FINGER BAND (SMAN 3 Banjarmasin), PELUKIS NADA (SMA Islam Terpadu Ukhuwah Banjarmasin), DOPAMINE (SMAN 1 Tanjung), dan OKE BAND (SMAN 1 Martapura).
Ketua Pelaksana ULM P’ART FEST, Ahmad Rizali menjelaskan bahwa peserta yang berhadir tengah mempelajari proses tahapan dalam rekaman musik. Walau terbatas, menurutnya paparan kedua narasumber dari JEF Banjar telah memberikan pengetahuan yang cukup bagi peserta.
“Walau tidak cukup, harusnya 1 hari full belajar barengnya. Namun, materi yang diberikan sangat maksimal karena merangkum singkat pengetahuan bermusik ala JEF Banjar maka cukup efektif,” kata dia.
Sesuai pernyataan Dosen Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan, Rizali mengatakan kegiatan ini dapat dilanjukan sebagaimana program Himpunan Mahasiswa (HIMA) Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan. Kemungkinan besar, menurutnya ke depan dapat diadakan kembali, bahkan lebih meriah. “Karena ini perdana dilakukan, masih tahapan pertama kita coba lakukan,” ujarnya.
Rizali menyebut dana kegiatan ini diperoleh dari berbagai dukungan sponsor dan pihak kampus sendiri. Dia mengungkapkan biayanya lumayan besar untuk menggelar acara semeriah ini.
“Mulai pagi sampe malam. Kalau budgetnya kurang lebih kisaran 50 Juta, semua totalnya dari vendor dan bazar,” ungkap dia.
Sebenarnya, Rizali mengatakan kegiatan ini jika lebih banyak lagi yang mendukung maka akan lebih besar lagi skalanya. Karena perdana, dia menyebut ini merupakan pembelajaran bagi panitia untuk menggelarnya lebih meriah lagi.
Rizali menjelaskan, sebelumnya Panitia ULM P’Art Fest ingin mengundang pelajar se-Kalimantan namun terkendala karena ujian akhir sekolahnya. Sehingga, pihaknya hanya mengundang terbatas bagi pelajar yang ingin memeriahkan festival band di kampus kuning tersebut.
“Terutama penyebaran undangan ke peserta-peserta. Terlebih untuk pelajar,” terang dia.
Dari 11 sekolah, Rizali telah berhasil mengundang sejumlah pelajar dari berbagai Kabupaten/Kota. Di antaranya yaitu Tabalong, Tanah Laut, Kabupaten Banjar, Banjarbaru dan Banjarbaru.
“Ada satu sekolah yaitu 2 band. Rata-rata, mereka membawa 1 band dari sekolahnya sendiri,” tutupnya.