BARASA-RASA

Amunnya masih bangaran makhluk
Paraya-raya bapinda musti
Manyantak baju, baju ampunNya
Kalu di lanjur balalawasan

Amunnya masih asa kuasa
Cuba dahulu malawan tuha
Amunnya dasar kadalah kawa
Baik paraya baharat-harat

Paraya jua tamakan rasa
Parasa diri pambabaiknya
Apalah lagi asa barasih
Padahal sabak badan wan dusa

Sabujurannya liwar kasihan
Hidup nang bnyak bapinda musti
Dasar kasihan amunlah tahu
Batin manangis badan manyandang

)*LIRIK LAGU BARASA-RASA

SEPEKAN yang lewat Grup Musik Panting Ruhuy Rahayu merilis tembang terbarunya di kanal YouTube dengan judul “Barasa-rasa”. Lagu Banjar dengan alunan musik panting tersebut berhasil menyedot perhatian penonton hingga ribuan kali ditonton.

Grup Musik Panting Ruhuy Rahayu yang diketuai Bapak H. Mukhlis Gambah ini adalah komunitas independen yang bermarkas di Jalan Gotong Royong, Banjarbaru Utara dan berdikari sejak Desember 2006. Sepanjang usia yang nyaris 15 tahun sudah tidak terhitung lagi, hasil karya dan gelaran khas panting Banjar yang telah mereka giatkan.

Mengenai istilah “Barasa-rasa” yang dinisbatkan sebagai judul lagu oleh penciptanya; Muhammad Marwan, S.Pd bermakna rasa yang benar-benar dirasakan. “Ini istilah yang kerap dipakai di kampungku khusus, di Kandangan.”

“Barasa-rasa” yang diproduksi oleh Manis Kasay, kakawalan production ini diaransemen oleh Maskur Rifani. Lagu yang berdurasi 5.14 menit ini mengambil pemandangan Masjid Kiram sebagai latar pengambilan video dengan alasan unik dan keberbagaian artistik yang tidak ditemukan di masjid lainnya, khususnya di banua.

Proses kreatif dari penciptaan lagu “Barasa-rasa” sendiri yang dilatari oleh ilmu ma’rifat, tasawuf, hakikat telah memiliki napas yang panjang. Setidaknya lagu ini ditulis sejak 2007, “Saat itu, aku mau menyelesaikan skripsi. Otakku mengalami gangguan. Di waktu yang bersamaan, aku belajar ilmu agama. Aku mempertanyakan diriku, aku mempertanyakan tuhanku!” terang Muhammad Marwan alias Gumbil sambil menerawang ke kejadian 14 tahun silam.

Pesan moral yang ingin disampaikan dalam liriknya yang padat tidak lain adalah pengingat, muhasabah diri sebagai makhluk tuhan yang sama-sama memiliki kekurangan, jangan ada rasa takabur, rasa paling hebat, rasa “sok yes” dan jumawa. “Tidak ada yang benar-hebat di dunia ini, kadada nang haratnya di dunia ini. Kita semua makhluk, jadi jangan ada nang marasa piragah pinda musti !” Pungkas Muhammad Marwan dengan senyum simpul.

Bagi yang penasaran lagu “Barasa-rasa” yang diminati tidak hanya orang banua tetapi juga dengan mereka yang tinggal di negeri jiran ini bisa mencari langsung ke kanal YouTube Muhammad Marwan, S Pd // Barasa-rasa //Musik Panting. @