RIBUAN warga memadati jalan menuju puncak haul Syeikh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau kerap disapa Abah Guru Sekumpul di Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Sejumlah jemaah asal Jawa, Sulawesi, Jakarta, hingga Kalimantan berdatangan dari berbagai pelosok daerah di Nusantara, bahkan kehadiran para Habaib asal Hadhramaut dari negeri Yaman.
Sepanjang ruas jalan dipadati pengendara motor roda dua dan empat, sehingga jalan ditempuh berjam-jam bahkan ada kehabisan bensin selama perjalanan. Ada 3 jalur yang dilewati, yaitu kawasan jalan Ahmad Yani, Trikora dan Sungai Sipai, demi menuju titik acara haul dilaksanakan, dan sepanjang perjalanan itu disambut sejumlah relawan dalam membagikan serba-serbi makanan/minuman, obat-obatan, hingga penginapan dan tambal ban gratis.
Anggota relawan Posko Pintu Air Bersatu GG. Ar-Raudhah, Muhammad Syafiq menerangkan bahwa kabar usai haul dilaksanakan, kondisi kawasan Martapura mulai stabil walau kendati masih ada yang menginap sebagian jamaah haul ke-18 Guru Sekumpul.
“Masih ada yang menginap di beberapa rumah warga di sini, dan relawan gabungan telah pulang ke wilayahnya masing-masing. Alhamdullah, kita telah membagikan nasi bungkus hampir 2000 lebih,” ucap Syafiq kepada Asyikasyik.com, Senin (30/1/2023) malam.
Hal itu, Syafiq menyampaikan bahwa berkat sejumlah donatur yang memberikan langsung dalam bentuk barang, seperti beras, bumbu dapur hingga diberikan satu ekor sapi. Berbagai macam orang, menurutnya hadir untuk memberikan sumbangsih di kegiatan haul tersebut, dan mereka tidak ingin disebutkan namanya, cuma sebagai hamba Allah.
“Orang-orang mengambil keberkahan lewat cara itu. Sehingga makanan tidak kekurangan, kami saja membagikannya mulai pagi, siang hingga malam. Tiga kali makan dalam satu hari,” ungkap dia.
Bahkan, Syafiq menyampaikan lebih lima kali pick up membagikan ke beberapa posko. Sebab, dia mengakui bahwa tempatnya sebagai posko pusat yang menerima dan membagikan hasil sumbangsih seseorang dari luar.
Selain itu, Syafiq menceritakan bahwa pihaknya mulai bertugas sejak subuh hari sampai larut malam, berakhir pada pukul 02.00 Wita. Pada dini hari tersebut, dia bersama sejumlah relawan mulai menerima kedatangan para jamaah haul dari berbagai pelosok daerah.
“Ada seorang suami yang membawa isterinya sedang hamil besar, kira-kira sudah masuk sembilan bulanan. Mereka datang demi hadiri haul,” ungkap Syafiq, seraya berterimakasih kepada seluruh relawan yang telah membantu selama haul berlangsung.
“Kami (relawan) berharap agar dapat terlaksana kembali haul Abah Guru Sekumpul. Tentu dengan persiapan yang lebih matang lagi, karena ini cukup mendadak cuma selama 2 hari sebelum dinyatakan resmi oleh ahli warisnya maka kami tanpa membuat kaos relawan dan kartu identitas, serba apa adanya namun berjalan baik,” tandasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh Asyikasyik bahwa warga asal luar pulau tidak kebagian tiket pesawat maupun kapal, karena pasca diumumkan secara resmi oleh imam Mushola Ar-Raudhah maka dalam hitungan waktu langsung ditutup tanpa pelayanan lagi.@