Hingga saat ini, belum ada penjelasan yang meyakinkan baik dari sisi ilmu sosial maupun sains yang dapat dijadikan alasan kenapa diskriminasi gender itu ada.

Diskriminasi gender juga menjadi satu-satunya marjinalisasi yang secara universal ada hampir di setiap kebudayaan dan komunitas. Di Amerika pernah ada diskriminasi ras antara kulit hitam dan putih, tapi di masyarakat Arab tidak ada. Di India ada sistem kasta, tapi di negara Asia lain tidak ada. Di Eropa kuno ada hirarki bangsawan dan jelata, di masyarakat Dayak Kalimatan tidak ada. Tapi diskriminasi gender, ada di semua kelompok masyarakat.

Diskriminasi ras Amerika dan politik Apartheid di Afrika Selatan bisa dipelajari asalnya dari ilmu ekonomi dan politik. Diskriminasi kasta India dapat ditelusuri jejaknya dari sejarah dominasi Indo-Arya pada bangsa-bangsa lokal.

Tapi kenapa bisa ada diskriminasi gender? sama sekali tidak bisa dibuktikan secara meyakinkan.

Di banyak masyarakat, perempuan dianggap properti. Hak milik. Jika dia masih belum menikah, perempuan adalah properti ayahnya, atau saudara laki-lakinya. Jika dia sudah menikah, dia adalah milik suaminya. Karena itu, banyak kebudayaan memandang pemerkosaan bukan sebagai pelanggaran hak terhadap perempuan tapi pelanggaran properti ayahnya. Itu sebabnya kasus perkosaan diselesaikan justru dengan cara dinikahkan. Pelaku membayar mahar kepada ayah korban, dan kepemilikan berpindah.

Karena itu pula (hingga baru-baru ini) hampir tidak ada istilah pemerkosaan suami terhadap istri. Mau dipaksa, mau terpaksa, istri harus mau. Karena ia adalah hak milik suami.

Kembali ke masalah diskriminasi gender. Sistem patriaki menjadi standar baku hampir di seluruh dunia. Dari masyarakat yang bermukim di teriknya matahari gurun Sahara sampai komunitas-komunitas di ujung sisi dingin Kutub Utara, semua menganut sistem patriaki.

Jadi kenapa, seperti yang dibilang Yuni Shara, wanita dijajah pria sejak dulu?

Facebook Comments