SOSOK lelaki tua berambut putih dengan tubuh telanjang melengkungkan tangannya di atas itu menarik banyak perhatian. Potret diri dengan judul “Senam” 115 x 140 cm tak lain adalah karya maestro lukis Djoko Pekik yang ikut dipamerkan dalam pameran lukisan nasional Bias Borneo di Gedung Warga Sari, Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan, yang telah dibuka Selasa (16/8/2002).

“Senam” karya Djoko Pekik. Cat minyak di atas kanvas ukuran 115 x 140 cm.

Menggunakan cat minyak di atas kanvas, lukisan Djoko Pekik itu sebenarnya terlihat cukup sederhana, tidak ada kerumitan dalam bentuk garis, permainan warna dan tarikan kuas, maupun obyek diri sang pelukis sendiri. Namun dalam kesederhanaan itu, ia menyimpan daya pikat yang kuat. Didominasi sapuan-sapuan besar Warna-warna vintage merah, kuning, putih, biru, dan warna coklat untuk tubuhnya.

Nama besar Djoko Pekik tidak bisa dipungkiri akan memberikan pengaruh yang besar dalam memandang lukisannya. Sehingga apa yang digoreskannya di atas kanvas, sekalipun sangat sederhana, menjadi sesuatu yang bernilai istimewa. Tetapi tak disangsikan pula, keseluruhan kehadiran karyanya sendiri adalah sebuah kemegahan, seperti pada lukisan “Senam” yang bisa dinikmati di pameran Bias Borneo.

Seorang pengunjung yang juga kolektor lukisan mulai bertanya-tanya berapa harga lukisan “Senam” Djoko Pekik itu akan dilepas. “Meski obyeknya bukan selera saya, namun saya ingin memiliki lukisan ini. Saya ingin membeli lukisan ini karena pelukisnya Djoko Pekik,” ucapnya, yang mengakui bahwa dia sebenarnya ingin membeli nama “Djoko Pekik” di lukisan itu.

Lukisan Djoko Pekik tentu bukan satu-satunyanya karya yang bisa dinikmati di dalam pameran itu. Ada banyak lukisan yang juga menunjukkan kualitas dengan daya artistik yang kuat. Termasuk juga karya pelukis terkenal lainnya seperti Nasirun dan Misbach Tamrin.

Sebanyak seratus lukisan dari para pelukis tanah air dipamerkan dan bisa dinikmati para pengunjung hingga 21 Agustus 2022. Sesuai dengan tema “Bias Borneo”, sebagian besar lukisan menampilkan obyek Kalimantan, terutama Kalimantan Selatan. Ada banyak obyek pasar terapung, bekantan, burung enggang, etnik Dayak, dan budaya Kalimantan yang menjadi pilihan garapan para pelukis.

Seperti karya Misbach Tamrin, yang memperlihatkan barisan laki-laki Dayak lengkap dengan perlengkapan parang tombak dan tameng berdiri depan lambang Burung Garuda dan presiden Soekarno dan Jokowi, seakan menggambarkan sebagai penjaga NKRI.

Facebook Comments