TAHUN hijriyah kerap diidentikkan dengan hijrah dari keburukan ke arah yang lebih baik. Lantas, bagaimana jika program hijrah di tahun kemaren dinilai gagal total. Jangan berkecil hati, Tuhan memberi hidup di hari ini, dengan kesempatan yang baru untuk memulai kembali.
Membicarakan masalah hijrah. Saya teringat pernah mendapati acara di televisi tentang perseteruan anak muda dengan istrinya di layar kaca, yah ketahuan nonton gosip. Karena tak menyimak dari awal, saya banyak tanya dengan istri, yang kemudian bisa disimpulkan: istrinya tak kuat dalam berhijrah, sehingga terkhilaf. Dan anehnya, si suaminya malah membubarkan rumah tangga yang mereka bina.
Saya mengajak istri untuk berbaiksangka saja soal rumah tangga mereka. Toh kita tak mengetahui detilnya. Namun, ada yang menggelitik dari masalah itu: khilaf setelah hijrah. Atau dalam masalah yang agak mirip; maksiat setelah bertobat.
Andai Tuhan seperti si “suami”, benar-benar habis kita. Ke neraka semua. Tapi kan tidak. Tuhan selalu membuka pintu tobatnya. Meski kita kadang tobat, maksiat lagi, tobat, salah lagi.
Ketahuilah para asyikin, tidak semua hijrah berjalan mulus. Bahkan dalam sejarahnya, Rasulullah SAW pernah gagal berhijrah. Beliau ditolak di kota Thaif dengan lemparan batu. Namun, Nabi kembali berhijrah, dan kali ke berikutnya hijrahnya dirindukan di kota yang teduh -Kota Madinah sekarang-. Kedatangan beliau disambut dengan kerinduan penduduknya. Mereka menyambut suka cita dengan pujian “Thola’al Badru”.
Nah, jika hijrahmu tak seindah rencana. Atur strategi kembali, agar tak terperosok dalam lubang yang sama ke dua kali. Jika pun kemudian terperosok lagi, bangun lagi, raih lagi, hingga kau bosan terperosok.
Lantas, jika kau seorang pemimpin dan mendapati orang yang kau bimbing terkhilaf, maka ada baiknya mengingat “kata azimat” dari kyai saya. Itu sebuah petuah menjelang pernikahan dulu. Singkat saja, “Menasihati istri bagamatan, Qur’an turun tunggal dikitan (Menasihati istri pelan-pelan, Alqur’an saja turun sedikit demi sedikit).”
Walhasil, Tuhan kita, Tuhan yang asyik, bro… Bukan Tuhan yang melihat kesalahan hambanya lalu langsung “mencekik”.
So, Selamat Tahun Baru Hijriyah. Selamat menapaki jalan hijrah. Semoga di tempat baru, kita disambut dengan “Thola’al Badru”.@