GEDUNG Budaya Garuda Maharam yang diresmikan pada 17/9/2020 oleh Bupati Balangan Ansharuddin akan menjadi titik temu para sastrawan diperhelatan Aruh Sastra Kalimantan Selatan 8-10 Oktober mendatang.
Garuda Maharam adalah nama yang diberikan oleh sang Bupati untuk gedung budaya tersebut. Berlokasi di Jalan Gunung Pandau, berdekatan dengan Komplek Garuda Maharam, Paringin yaitu komplek perumahan dinas para pejabat Pemda Balangan.
Saat ini, Gedung Budaya Garuda Maharam telah diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan untuk dikelola untuk kepentingan sanggar dan giat kebudayaan. Gedung ini telah dilengkapi dengan fasilitas penunjang pagelaran. Mulai panggung, tempat ganti, pendingin ruang, dan ruang monitor pengatur cahaya (lampu) di panggung. Kursi penonton juga tersedia dengan kapasitas untuk 380 orang.
Gedung Budaya yang terletak di kawasan pegunungan ini, memungkinkan sesiapa yang datang untuk menikmati keindahan matahari terbenam. Filosofi Garuda Maharam sendiri berangkat dari kisah tetua di Bumi Sanggam zaman dahulu. Bahwa di tempat tersebut sering terlihat burung garuda yang kerap datang, seolah burung itu menunggu dan mengerami telur.
Garuda Maharam serupa taman budaya ini adalah satu-satunya gedung kesenian di Kalimantan Selatan yang hanya dimiliki oleh Kabupaten Balangan. Garuda Maharam memiliki kebanggaan sendiri karena 13 kabupaten/kota di Kalsel tidak ada yang menandingi eksistensinya. Setelah 8 bulan diresmikan dalam suasana pandemi, gedung ini menjadi mercu yang menarik untuk didatangi.
“Olehnya kami ingin pada perhelatan ASKS oktober mendatang, sastrawan se-Kalimantan Selatan bisa mamugai gedung kesenian kami,” terang H. Fahmi Wahid selaku panitia sekaligus promotor utama ASKS ke-18.
Disampaikan pula oleh H. Fahmi Wahid yang dikenal sebagai penyair Indonesia bahwa tema sentral ASKS kali ini adalah Sastra Banjar. Artinya panitia menginginkan bahasa Banjar menjadi rajanya dengan mengangkat kearifan lokal Banjar, menukil kisah-kisah yang pernah lintas; mulut ke mulut dari para tetua lewat syair, puisi, kisah rakyat, dan pertunjukan.
Direncanakan pada puncak ASKS 2021 bisa menggali keestetikaan Sastra Banjar dan pengaruhnya di Nusantara. Bagaimana di luar Banjar (Kalimantan) memandang Sastra Banjar dan Bahasa Banjar itu sendiri. Lalu memahami akar-akar Sastra Banjar, awalnya dari mana? Tonggak Sastra Banjar dimulai sejak kapan? Hingga leksikostatistik Bahasa Banjar dan Melayu Nusantara sebagai perbandingan linguistik termasuk morfologi.
ASKS 2021 diinginkan bisa terlaksana secara luring, tatap muka langsung. Tetapi kondisi masih belum bisa dipastikan. Mekanisme khusus akan segera diinformasikan setelah panitia melakukan urun rembuk besar dengan jajarannya. Kita tunggu saja. @