Festival Literasi Banjarbaru 2021 memberi ruang menulis untuk warga Banjarbaru dengan tema “Menulis Harapan dan Kebaikan”. Beragam naskah datang dari murid sekolah dasar, guru, mahasiswa, dan masyarakat umum dengan beragam bentuk tulisan. Ada puisi, esai, cerpen, dan tulisan lainnya.

“Ada 112 karya yang masuk ke email panitia. Namun karena berbagai pertimbangan hanya 91 saja yang kami teruskan ke kurator karena penulisnya tidak tinggal di Banjarbaru dan beberapa lainnya mengirimkan di luar tenggat yang sudah diumumkan,” terang Rina Faradilla, panitia festival kepada tim redaksi.

Penjaringan karya yang dimulai 15 September hingga 7 oktober 2021 ini adalah tulisan yang memberikan gambaran tentang begitu kuat harapan dan kesadaran, betapa kebaikan ternyata begitu dekat dengan kehidupan dan keseharian kita sendiri.

“Pandemi Covid-19 secara langsung maupun tidak, mengingatkan pada semua hal yang telah menjadi rutinitas dapat berbeda dalam menyikapi dan menjalaninya, bahkan menawarkan perilaku dengan adaptasi baru.” Papar HE. Benyamine, salah satu kurator festival. Lebih lanjut, Bang Ben sapaan akrabnya menyebut bahwa Kebiasaan dan rutinitas sebelum Covid-19 seakan terhenti untuk dibaca kembali dengan arah membaca untuk belajar sebagai kemampuan literasi untuk lebih memahami dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan.

Antologi Festival Literasi Banjarbaru 2021 memilih sebagian naskah tulisan yang menjadi buku. Dengan berat hati, sebagian lainnya belum dapat menjadi bagian buku. Dalam pertimbangan memilih hingga tersisa 27 naskah tulisan, yaitu: (1) naskah tulisan dari penulis sekolah dasar atau menengah pertama dibandingkan dengan penulis setaranya, (2) naskah tulisan dari guru, mahasiswa, dan umum disandingkan dengan penulis sesamanya, (3) naskah tulisan yang menggabungkan pengalaman dan pengetahuan dalam harapan dan kebaikan, dan (4) naskah tulisan yang masuk 10 pilihan berdasarkan persentasi dari siswa, mahasiswa, guru, dan umum dari 27 naskah tulisan dalam buku antologi bersama.

Facebook Comments