KECIL tak selalu berarti sepele. Malah seringkali ia menjadi elemen penting sebagai pembentuk, seperti lubang kunci pada pintu.

Begitulah Pameran Lukis “Kacil Mulik” Vol.02 yang digelar Art Production (Melati Yusuf & Praja) di Pahlawan Kopi, Kamp. Melayu, Banjarmasin, yang dibuka oleh Ketua Dewan Kesenian Banjarmasin Hariansyah, ini. “Kacil Mulik” hadir di tengah maraknya gelaran pameran seni rupa dengan karya-karya besar– baik secara ukuran, jumlah, maupun nama dan jam terbang para perupanya, dalam dua tahun terakhir ini.

Kita tahu, ada suatu perkembangan yang baik dalam ruang hidup seni rupa Kalimantan Selatan belakangan ini. Tak cuma secara kuantitas maupun kualitas pameran, termasuk karya– meski ini bisa saja bersifat relatif, namun juga dari segi apresiasi.

Bagaimanapun, apresiasi amatlah penting sebagai bagian yang tak bisa dipisahkan dalam membentuk, menjaga, serta mempertahankan eksistensi seni itu sendiri.

Pemasangan karya pameran “Kacil Mulik” di Pahlawan Kopi, Kamp. Melayu, Banjarmasin.

Kita tidak bisa bersikap “bodo amat”, cuek, dan tak peduli terhadap respon penyaksi atau penikmat karya-karya yang ” ditawarkan”. Bagaimanapun, harus ada kesadaran, bahwa karya seni yang dicipta sejatinya adalah dipersembahkan kepada khalayak dengan harapan mereka bisa menemukan nilai-nilai estetika maupun ide yang ditawarkan sang seniman. Ataupun memberikan pemaknaan baru lainnya.

Dan, kian waktu ini apresiasi itu harus diakui semakin meningkat. Baik dari segi jumlah pengunjung, hingga dari jumlah karya yang keluar, dalam arti terbeli. Di sini, kita boleh bersangka optimis, bahwa kesadaran dalam mengoleksi karya seni rupa sama berharga dan pentingnya dengan mengoleksi jam tangan, mobil, atau benda lainnya. Tentu saja, tetap ada perbedaan nilai status antara mengoleksi benda seni dengan barang yang bersifat umum.

Dari keseluruhan yang melingkupi atmosfer seni rupa itulah, Pameran Lukis “Kacil Mulik” ini hadir. Seperti sebuah parade, pameran karya-karya dalam ukuran kecil ini tentu tidak bisa diabaikan begitu saja. Terlebih,  hampir keseluruhan karya ini adalah merupakan buah tangan dari anak-anak muda (pelajar dan mahasiswa).

Apa yang bisa kita maknai dengan pameran karya (ukuran) kecil dari kalangan generasi Z ini?

Dari perspektif mereka, kita mungkin bisa membaca bahwa ini adalah salah satu bentuk ekspresi mereka sebagai perwakilan dari zaman terkini. Apakah itu sikap, gagasan, maupun nilai estetik yang mereka bawa. Pada perspektif lain, pameran ini menjadi ruang bagi terbukanya generasi saat ini untuk menunjukkan karyanya. Dan mungkin itu tidak mudah, mesti ada keberanian dan kepercayaan diri yang menyertai.

Bagaimanpun, Pameran Lukis “Kacil Mulik” ini tetaplah sebuah perayaan, suka cita, dan bersiaplah untuk terinspirasi– terutama di kalangan anak muda itu sendiri.  Dan, dari hal yang mungkin kecil ini, kelak ia tetap menjadi bagian dari pembentuk atmosfer seni rupa Kalimantan Selatan yang mesti kita percayai akan terus membesar dan meluas.

Seperti lubang kunci pada pintu, pameran yang berlangsung 20-30 November 2023 (Kamis, 23/11 libur) ini  penting sebagai pembuka ke ruang kreativitas generasi muda ke depannya lagi. Semoga.@