BASAkalimantan Wiki menjalankan program BASAibu Wiki “Bakunjang” dengan mengunjungi SMAN 1 Mekarsari, Desa Tinggiran Baru, Kabupaten Barito Kuala– berjarak sekitar 65,8 Km dari Banjarbaru, Ibu Kota Kalimantan Selatan.

Tim BASAkalimantan Wiki berangkat pagi Senin (28/4/2025) pukul 07.30 Wita, agar tidak terlalu siang saat nanti tiba di SMAN 1 Mekarsari, sekolah tempat Pemenang Wikithon #1 isu Mitigasi Sampah Plastik, yakni Muhammad Hafizh.

Kunjungan ini sebagai tindak lanjut pemantauan implementasi dari dua Dialog Partisipasi Kebijakan Publik Isu Lingkungan dan Mitigasi Sampah Plastik yang dilaksanakan pada 13 November 2024 dan 19 Desember 2024 di Kota Banjarbaru.

Tiba sekitar pukul 10.00 Wita, tim BASAkalimantan Wiki disambut  perwakilan dari Kantor Kecamatan Mekarsari, pihak sekolah, dan ratusan siswa yang tampak antusias menunggu.

Selama kegiatan berlangsung, para peserta mendapatkan edukasi mengenai pemanfaatan limbah plastik untuk dijadikan ecobrick yang dipaparkan oleh Istiqomah dari Putik Bersih. Edukasi ini menjadi relevan karena berdasarkan pengakuan peserta, mereka terbiasa membakar sampah plastik untuk memusnahkannya. Terlebih lagi, Kecamatan Mekarsari yang terdiri dari 9 desa dan berpenduduk 17.235 jiwa tidak satupun memiliki lokasi tempat pembuangan sampah terpusat‒hanya ada beberapa tempat pembuangan sampah sementara yang cukup untuk beberapa RT saja.

Direktur Program BkW, Hudan Nur, menjelaskan bahwa aksi ini bertujuan untuk melihat implementasikan hasil diskusi dari para aktor yang terlibat mulai dari pemangku kebijakan, akademisi, komunitas, dan pemuda pada umumnya untuk memulai langkah mitigasi sampah plastik.

“Kami melihat SMAN 1 Mekarsari telah melakukan aksi dan implementasi one hand one tumbler dari hasil dialog yang diikuti oleh siswanya yang menjadi pemenang yakni Muhammad Hafiz, beserta guru pendamping,” jelas Hudan.

Dikatakan, bahwa awalnya pihak sekolah yang memberikan tumbler plastik gratis ke 380-an siswanya. “Kalau hilang, tanggung sendiri atau harus ganti bawa tumbler beli sendiri ke sekolah. Sekolah ini satu-satunya yang ngasih gratis, sekolah lain  tidak ada,” ujar Hudan.

Selanjutnya, tambah Hudan, seiring berjalannya waktu refill air galon juga mulai bergulir, disiapkan pihak sekolah.  “Dan mudah-mudahan program lunch box juga segera terealisasi, agar bawa bekal jadi kebiasaan baik baru untuk jadi habitus mereka,” kata perempuan berkacamata ini.

Dua siswi SMAN 1 Mekarsari memperlihatkan tumbler yang mereka bawa.

Turut juga dalam tim BkW, yakni Isti Natalie, founder Putik Bersih, membersamai untuk sosialisasi policy brief mitigasi sampah plastik dan praktik baik yang sudah dilakukan oleh Isti bersama komunitasnya selama 4 tahun terakhir.

Kepala SMAN 1 Mekarsari, Suyanto, S.Pd. menerangkan lebih jauh, bahwa pihak sekolah menyediakan tumbler gratis untuk 300an siswa kelas 10‒11 dan menyediakan air minum isi ulang di setiap kelas.

“Rencananya, juga akan disediakan lunch box sebagai langkah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai sebagaimana yang juga diusahakan oleh BkW,” ujarnya.

Selain pemaparan mengenai mitigasi sampah plastik, kegiatan juga diisi dengan word game berbahasa Banjar berhadiah sebagai upaya melestarikan bahasa Banjar dengan cara yang menyenangkan dan adaptif terhadap remaja usia sekolah. Untuk permainan ini dipandu oleh Soraya Hasibuan.

Kasi Kesra Kecamatan Mekarsari, Aniswati memberikan apresiasi dab mengharapkan kegiatan ini terus berlanjut khususnya di Kecamatan Mekarsari.

“Sangat diharapkan kegiatan terus berlanjut untuk membangun kesadaran warga, karena ketidakadaan TPA di Mekarsari membuat akses pembuangan sampah cukup minim. Dengan adanya kegiatan ini, kami yakin para siswa dapat membawa dampak positif di lingkungan keluarganya terkait pemanfaatan limbah plastik menjadi barang daur ulang bernilai ekonomi,” ucapnya.

Seperti diketahui, selain isu sampah, BkW saat ini juga mendorong kesadaran terhadap berbagai permasalahan sosial yang ada di masyarakat dengan tidak melupakan upaya pelestarian bahasa daerah sebagai bagian dari warisan budaya yang harus dijaga bersama, seperti isu Brain Rot, yang kini tengah berjalan dan akan memasuki Dialog Kebijakan Publik #2 akhir April 2025.@