PENONTON tengah menyaksikan aksi pemain bola basket dalam pertandingan Basketball Competition 3×3 Pelajar dan Umum se-Kalimantan Selatan yang digelar oleh Be Brother Sportaiment di halaman Atrium Qmall, Kota Banjarbaru.
Ketua Pelaksana Be Brother Sportaiment, Hendra Setiawan menyampaikan bahwa kompetisi 3×3 Basketball ini tengah ramai dilakukan oleh banyak pemain dibelbagai daerahnya. Sehingga, menurutnya untuk tingkat kota mesti dibuat event semacam ini dengan tingkatan usia pelajar dan umum.
Diketahui bahwa bola basket 3×3 (diucapkan 3 on 3) adalah bentuk permainan yang dimainkan tiga sisi pada satu ring basket. Dalam kesempatan itu, Hendra menyebut terbagi putra-putri ditingkat pelajar SMA, kemudian tingkat umum bagi pemain putra-putri basket se-Kalimantan Selatan.
“Peserta umum sebanyak 32 orang, kemudian untuk tingkat SMA sederajat terbagi pelajar putra sebanyak 8 orang dan pelajar putri sebanyak 5 orang. Dan event basketball ini, kegiatan kita yang ke-3,” ucap Hendra Setiawan kepada Asyikasyik, pada Sabtu (24/6/2023) siang.

Sebelumnya, Hendra menjelaskan bahwa event terdahulu cuma tingkatan kota saja, bahkan cuma klasemen putri saja. Kini, dia mengatakan lombanya sudah mencakup lebih luas lagi, dan basketball 3×3 ini diikuti oleh 13 Kabupaten/Kota.
“Di Kalimantan Selatan, basketball mulai berkembang. Sudah banyak peminatnya di kalangan anak muda,” ujarnya.
Menurut Hendra, kondisi sekarang yang diperlukan adalah tahapan pembinaan terhadap pelajar tersebut. Dia mengatakan ketertarikan anak terhadap permainan basket tengah meningkat, mulai kelompok anak tingkat SD hingga SMA.
“PR-PR kami adalah melatih dan membina mereka, namun percuma juga melatih kalau tidak ada kompetisi basket untuk anaknya kan,” ujarnya.
Kata Hendra, sekolah basket kini mulai menjamur dan banyak dibuka bagi anak yang ingin belajar dengan mentornya. Yaitu Sunday Morning Basketball Banjarmasin, Banjarbaru Spartans Academy (BSA) dan sebagainya.
“Optimis mereka dapat bersaing dengan tim Nasional, karena sudah ada perwakilan Kalsel untuk bertarung di Jawa. Dan besok, ada exhibition untuk kelompok umur sekitar 10 tahun,” beber dia.
Bagi Hendra, penyelenggaraan event basketball ini sangat jarang dilakukan, bahkan tidak rutin hanya cuma setahun sekali. Sebenarnya, dia mengungkapkan tolak ukur kemampuan skill para pemain basket adalah event yang digelar, sehingga perlu ada perhatian khusus dari pemangku kebijakan maupun lembaga lainnya.
Kepala Disporabudpar Kota Banjarbaru, Ahmad Yani Makkie mengapresiasi kepada panitia Be Brother Sportaiment dalam hal ini juga yaitu PERBASI Kota Banjarbaru, yang terus memberikan ruang kepada para atlet bola basket untuk mengasah kemampuannya berkompetisi melalui turnamen tree on tree ini.
“Harapan saya, jadikanlah turnamen basket ini sebagai uji tanding dan menambah jam terbang para atlet, guna memperbaiki kualitas dari masing-masing pemain,” ungkap Yani.
Sehingga, menurut Yani bahwa nantinya mereka lebih diperhitungkan oleh para lawan dalam setiap event pertandingan dan kejuaraan, baik yang diadakan di tingkat lokal, nasional maupun internasional. Selaku dinas tekhnis yang membidangi olahraga, Yani mengungkapkan ke depannya agar kegiatan positif seperti ini.
“Dibawah naungan PERBASI Kota Banjarbaru dapat terus ditingkatkan, dipacu, dibina dan ditumbuh-kembangkan di semua tingkatan,” tandasnya.