Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru meluncurkan Go Digital dalam pelayanan berbelanja di Pasar Bauntung, Kota Banjarbaru, pada Kamis (23/11/2023) pagi. Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin memberikan bantuan peralatan guna memudahkan proses jual-beli.
“Dalam rangka launching Go Digital Pasar Bauntung di Kota Banjarbaru ini. Terima kasih kepada Bank Kalsel atas inisiatif dan kerjasamanya,” ucap Walikota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin kepada Asyikasyik, seusai kegiatan di Pasar Bauntung.
Hal ini, Aditya menyampaikan bahwa Go Digital merupakan salah satu upaya dalam memanfaatkan kemajuan teknologi dan sarana yang tersedia secara online.

“Pokoknya, Pasar Bauntung kini mengalami perubahan secara teknologi. Menggunakan transaksi digital dalam urusan jual-beli,” ujarnya.
Fasilitas Go Digital ini nantinya akan melayani melalui tiga aplikasi, yaitu Qris, EDC dan Aksel.
Sementara, penggunaan Qris untuk pembayaran non tunai dari Bank Kalsel, pembayaran melalui EDC (Electronic Data Capture) untuk parkir pasar bauntung dan pembayaran retribusi pasar melalui Aksel dari Bank Kalsel.
Aditya menyebut 60% sudah menggunakan pelayanan digital di sejumlah pedagang Pasar Bauntung. Tahun mendatang, dia menargetkan sudah harus dimiliki oleh seluruh pedagang karena perlunya adaptasi untuk kemajuan pasar dalam mengikuti perkembangan zaman.
“Hal ini juga untuk mendorong pemasukan daerah secara digital. Moga, Banjarbaru lebih maju dan juara,” pungkasnya.
Kehadiran ‘Go Digital’ di Pasar Bauntung Banjarbaru bukan sekadar transformasi digital, tetapi sebuah perwujudan visi untuk menciptakan lingkungan perdagangan yang inklusif, modern, dan berdaya saing. Lantas, inisiatif ini akan menjadi pionir bagi transformasi serupa di pasar-pasar tradisional lainnya.
Adapun Kepala Cabang Bank BPD Kalsel Banjarbaru, Khairunnisa menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan agar menjadikan pasar yang bertransformasi dalam mewujudkan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) adalah sebuah upaya yang terpadu dan terintegrasi untuk mengubah transaksi pendapatan dan belanja daerah, mulai tunai menjadi non-tunai.
“Berbasis digitali ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan pengelolaan keuangan daerah,” jelas dia.
Kepala UPT Pasar Bauntung, Putra Yulianda Aryasandi merespon ketersediaan Qris ini memang terbatas dan pemenuhannya secara bertahap, karena menyesuaikan kemampuan Bank Kalsel.
“Kesiapan ketersediaan aplikasi digital ini sesuai kemampuan Bank Kalsel. Dan Qris dari barcode itu, semua bank bisa akses pembayarannya.”