(Press Release)

Jakarta, 20/11/2021 – Layar Terkembang seri Tubuh Mandala merupakan salah satu pelantar program Indonesian Dance Festival (IDF) yang dilaksanakan di 2021 sebagai program menuju 30 tahun IDF di tahun 2022.

Tiga koreografer diundang untuk mengeksplorasi pertemuan antara tari dan matematika dengan candi Borobudur sebagai titik inspirasinya. Ketiga seniman tersebut adalah Fitri Setyaningsih (Solo), Retno Sulistyorini (Solo), dan Otniel Tasman (Banyumas).

Tiga karya berbentuk short dance film yang berdurasi 10-15 menit ini akan ditampilkan online di website serta kanal YouTube Indonesian Dance Festival pada Jumat, Sabtu dan Minggu tanggal 26, 27, 28 November 2022. Pada Kamis, 2 Desember 2022 sebuah diskusi Dermaga Bincang Tari akan dilaksanakan di mana para seniman, peneliti, beserta moderator dan pemantik akan membahas proses eksplorasi antara dua disiplin ini.

Layar Terkembang 2021 seri Tubuh Mandala adalah eksperimentasi lintas disiplin yang mendialogkan dua disiplin yaitu tari dan matematika.

Landasan dari program ini adalah sebuah penelitian berjudul “Etnomatematika: Eksplorasi Candi Borobudur” yang disusun oleh tiga peneliti etnomatematika; Dedi Muhtadi dan Rahmi Nur Fitria Utami dari Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, dan Sukirwan dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang.

Para peneliti ini melihat Borobudur dari pendekatan etnomatematika, yaitu konsep matematika yang diaplikasikan menjadi aktivitas, kebiasaan ataupun adat kehidupan masyarakat dalam menyelesaikan masalah (Muhtadi, Sukirwan, & Utami, 2020, h.13). Borobudur dipinjam sebagai titik temu yang kerap ditatap oleh dua disiplin ini.

Walau telah menjadi inspirasi bagi banyak karya tari dan karya ilmiah matematika, tapi karya-karya ini hampir tak pernah saling bertukar, maka di “Layar Terkembang” kali ini, Borobudur akan menjembatani pertukaran antara para koreografer dan ahli matematika. Ketiga seniman telah memulai proses eksplorasi koreografinya sejak awal bulan Oktober 2022.

Mengenai Layar Terkembang Layar Terkembang diluncurkan pertama kali pada tahun 2020 beriringan dengan pelaksanaan perhelatan festival dua tahunan, di mana IDF periode 2020 tersebut dibingkai dalam tema IDF2020.zip – DAYA:CARI CAYA.

Inisiasi program ini berangkat dari refleksi pengalaman termediasi kita yang semakin menguat karena tingginya penggunaan teknologi komunikasi di masa pandemi COVID-19. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), lockdown, dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membatasi gerak dan keterhubungan kita secara fisik. Namun teknologi komunikasi menawarkan kemungkinan bagi kita -yang memiliki akses- untuk melakukan arung virtual.

Melalui arung virtual “Layar Terkembang”, selain jarak yang terbentang dan gerak yang dipersempit dapat diatasi, arung ini diharapkan dapat membawa kita menjelajahi berbagai kemungkinan baru bagi praktik tari, juga secara kolektif kita dapat merajut optimisme dalam sitasi pandemi.

Facebook Comments