ADA fakta tentang mengkonsumsi mie instan yang secara umum diketahui, namun jarang disadari atau mungkin terlupakan. Khususnya hubungannya dengan mahasiswa. Nah, ini yang asyikasyik ingin ingatkan kembali.

Namun sebelum itu, yang sering diperingatkan dari mengkonsumsi mie sejuta ummat ini yakni soal dampaknya terhadap kesehatan.

Disebut-sebut, terlalu sering dan rutin menelan mie instan dapat mengundang bermacam penyakit. Dan penyakitnya itu, ngeri-ngeri. Mulai dari kerusakan hati, gagal ginjal, diabetes, kencing manis, kolesterol, gangguan hormon bagi wanita, gangguan hormon seks bagi pria, memicu tekanan darah tinggi, menurunkan metabolisme, menghambat penyerapan nutrisi, menyebabkan kanker, keguguran bagi wanita hamil, gangguan pencernaan, hingga stroke.

Nah, ngeri kan…

Itu saja sudah melebihi daftar bahaya yang tertulis di kotak rokok—dan mengapa tidak ada PERINGATAN akan bahaya itu di bungkus mie instan?

Sebenarnya masih banyak lagi daftar penyakit yang disangka bisa menyerang akibat kebanyakan menelan mie instans ini. Dari situs halosehat.com, diurut daftarnya hingga 20 macam penyakit, lengkap dengan keterangan dan kandungan apa saja yang bisa menyebabkan penyakit itu.

Tapi apa boleh buat, meski soal buruknya mie instan bagi kesehatan ini seringkali ditulis atau dibicarakan, namun orang-orang tetap saja menggemarinya, dan tak jera-jera—lagi-lagi macam perokok juga.

Asyikasyik tidak hendak menjawab atau mencari tahu apakah mie instan memang dapat menyebabkan segala penyakit di atas tadi. Karena jelas, tim asyikasyik bukan ahli gizi, ahli kesehatan, apalagi seorang dokter spesialis. Untuk soal ini, semua bisa mencari tahu sendiri, dan terserah percaya atau tidak percaya. Toh, kalau sudah gandrung, kadang juga abai meski diperingatkan. Yang asyikasyik percayai, bahwa penyakit memang banyak bersumber dari makanan, tak terkecuali mie instan sahaja. Jadi, apa makanan saja.

Baik. Kembali ke soal yang hendak saya bahas di awal tadi. Yakni fakta tentang mie instan dan hubungannya dengan mahasiswa yang (mungkin) terlupakan.

Tahu kan, bahwa hampir seluruh rakyat Indonesia, dari kanak-kanak sampai kakek-kakek, suka makan mie instan. Murah, mudah, dan variannya macam-macam, dan terus bertambah dari tahun ke tahun. Ibaratnya, dalam satu minggu kita bisa mencicipi rasa yang berbeda-beda, dari yang berkuah hingga kering, dari Soto Banjar sampai Coto Makassar, dari Rasa Rendang hingga Mie Aceh. Terserah, suka-suka lidahmu.

Dan tak dipungkiri lagi, mie instan ini menjadi “idola” para mahasiswa, sejak zaman dulu. Ibarat kata, mie instan ini adalah “pertolongan pertama pada kelaparan.” Biasanya, strategi mahasiswa perantauan dalam menyiasati tanggal tua, keterlambatan transferan atau wesel, yakni dengan menyiapkan peluru mie instan.

Jelas, mie instan menjadi benteng pertahanan ketika uang kiriman menipis atau terlambat datang. Alhasil, jutaan mahasiswa terselamatkan hidupnya karena mie instan. Dan untuk itu, mie instan semestinya layak dikalungi medali atau diberi gelar pahlawan penyelamat mahasiswa, yang karenanya mampu membuat mereka bertahan hingga menjadi sarjana.

Para mahasiswa yang dulu mengkonsumsi mie instan itu pastilah telah tersebar di banyak bidang pekerjaan, dan pasti juga banyak yang telah menjadi orang sukses dan terpandang. Dan mereka, sesekali mungkin masih menikmati mie instan karena kangen kebiasaan sewaktu kuliah dulu.

Jadi, sudah jelas, salah satu yang berjasa bagi jutaan mahasiswa adalah mie instan.

Intinya, dengan tulisan ini sebenarnya asyikasyik hanya ingin kita bersikap adil terhadap mie instan. Jangan selalu dijadikan kambing hitam—meskipun memang belum ada mie instan rasa kambing cincang atau karih kambing, misalnya—bagi kesehatan. Bahwa dia (mie instan) juga punya andil bagi “mencetak” sarjana—dan kadang menjadi pahlawan di saat-saat genting, janganlah juga sampai dilupakan.

Asyikasyik tahu, saran ini (mungkin) sia-sia belaka, karena orang-orang memang tetap akan menyantap mie instan, tak soal apapun dampak, alasan, dan kondisinya. Apalagi pas hujan, yah… nyam..nyam…@

Facebook Comments